Padahal berbagai promo sudah dilakukan untuk menarik penumpang. Namun hasilnya tetap sama.
"Setahun ini memang berat karena waktu penyelesaian sejumlah infrastruktur yang kurang, seperti double-double track Manggarai. Kita masih belum bisa selesaikan. Tapi ini memang fase yang harus dilalui," katanya kepada detikFinance saat dihubungi, Kamis (10/1/2019).
Hal ini kata dia berbeda dengan kereta bandara Kualanamu di Medan yang sudah lengkap infrastrukturnya. Lagi pula, berbeda dengan yang di Soetta, kereta bandara Kualanamu di Medan tak perlu transit lagi untuk menuju langsung ke terminal bandara.
Di Bandara Soetta, infrastruktur pendukung kereta bandara yakni kereta layang atau sky train menjadi masalah. Headway kereta layang Bandara Soetta yang terlalu lama menjadi keluhan penumpang.
"Kalau mau jujur, kita itu memang belum sempurna mengoperasikan. Misalnya kemarin di Stasiun Batu Ceper juga jadi persoalan karena skybridge belum jadi," kata Heru.
Namun dia yakin tahun ini tingkat okupansi kereta Bandara Soetta akan membaik. Targetnya minimal mencapai angka ideal atau mendekati 60%.
"Tahun ini minimal okupansi mendekati 60%," katanya.