Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan bahwa ekspor jagung di tengah kegiatan impor bukan lah pencitraan. Bahkan, hal itu diapresiasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Menurut dia, apresiasi tersebut karena mampu memberhentikan impor jagung sebanyak 3,5 juta ton atau setara dengan Rp 10 triliun.
"Bukan pencitraan. Bahkan ini (ekspor) sudah diapresiasi oleh seluruh DPR. Kita kan menyetop impor 3,5 juta ton itu nilainya Rp 10 triliun," kata dia di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (21/1/2019).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan rencana ekspor jagung ke Filipina. Hal ini akan dilakukan dalam waktu dua bulan ke depan atau bertepatan dengan panen raya.
Kata Amran, ketika panen raya maka dalam negeri telah terpenuhi dan harga jagung akan berada di bawah Rp 3.000 per kilogram (kg).
"Kita mau ekspor, fokusnya ke Filipina. Ini nanti pas panen raya Maret-April. Tapi dipastikan dulu harga dalam negeri turun di bawah Rp 3.000 per kg," paparnya.
Sementara itu, pemerintah di akhir tahun 2018 mengimpor jagung sebanyak 100 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan. Kemudian di awal tahun 2019 kembali menambah impor sebanyak 30 ribu ton.