Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus mantan mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membebani BUMN karena sejumlah program, yaitu BBM Satu Harga dan pembangunan tol.
Didu menjelaskan, BUMN diberi penugasan oleh pemerintah membangun infrastruktur yang tidak diminati oleh swasta, sementara APBN tidak cukup.
"Swasta karena nggak layak nggak mau. Terus APBN nggak cukup karena pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 7% sampe 8% hanya 5% sehingga penerimaan negara kurang," katanya dalam diskusi tentang 'Jejak-jejak Kebohongan Jokowi?' di Seknas Prabowo-Sandi, Selasa (22/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"UU BUMN menyatakan pemerintah dapat menugaskan BUMN, apabila memberi penugasan maka seluruh biayanya yang tidak layak secara ekonomi seluruhnya ditanggung pemerintah ditambah margin yang layak," jelasnya.
Berikutnya soal BBM Satu Harga, menurut dia itu sebenarnya bukan program pemerintah. Itu merupakan kegiatan perluasan pembangunan SPBU oleh Pertamina.
"Nah BBM Satu Harga berapa kerugian Pertamina. Kira kira sekarang sudah Rp 20 triliun sampai Rp 25 triliun kerugian Pertamina," tambahnya.