Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Burhanuddin mengatakan, tingkat kebutuhan akan beras masyarakat Indonesia mencapai 3 juta ton tiap bulan.
"Kebutuhan kita 1 bulan itu sekitar 2,5 sampai 3 juta ton, sekarang kan kita butuh beras nih karena belum panen raya, per bulannya itu sekitar 2,5 sampai 3 juta ton," ujarnya kepada detikFinance, Rabu (23/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Burhanuddin diperlukan 5 juta ton untuk memenuhi kebutuhan beras nasional. Apabila hal tersebut dapat dikendalikan, maka harga beras di pasar pun akan ikut terkendali.
"Harus ada paling tidak 5 juta ton supaya aman, untuk stok di masyarakat kebutuhan beras nasional, jadi itu harus aman dulu kalau nggak aman kan nanti harga naik," terangnya.
Mengacu pada data BPS, Burhanuddin menjelaskan, panen raya diprediksi akan menghasilkan gabah kering sebesar 50% dari hasil produksi padi 2018. 50% itu dari prediksi produksi gabah di 2018 sebesar 56,54 juta ton, yaitu sekitar 20-an juta ton.
"Panen raya mulai akhir Februari sampai April, itu sekitar 50% dari hasil beras dalam satu tahun 2018, ya kalau 50% kan sekarang yang dari BPS itu kan 56,54 juta (ton) ya berarti sekitar 20-an (juta ton) lah ya, tapi itu kan dalam bentuk gabah ya, belum beras," ujarnya.
Jika dihitung, maka panen raya nanti akan menghasilkan 28,27 juta ton gabah. Selanjutnya 28,27 juta ton gabah itu dikonversi ke beras dengan dikali 62,74%, hasilnya panen raya nanti diprediksi akan menghasilkan 17,73 juta ton beras. (hns/hns)