Menurut laporan BKPM, awalnya realisasi PMA di tahun 2017 menyentuh angka Rp 430,5 triliun di tahun 2018 hanya Rp 392,7 trilun. Jumlah tersebut turun sebesar 8,8%.
Kepala BKPM, Thomas Lembong menilai penurunan realisasi PMA ini salah satunya karena adanya ekskalasi sentimen perang dagang AS-Cina. Hal tersebut membuat FDI (penanaman investasi internasional langsung) turun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut data PBB, kata Thomas, angka FDI secara global menurun sebanyak 20%. Tahun 2018 menurutnya merupakan tahun yang sangat sulit bagi dunia investasi.
"Data UN, menunjukan FDI internasional secara global turun 20%. Tahun lalu (2018) adalah tahun yang sangat sulit untuk FDI, untuk dunia investasi secara global," kata Thomas.
Menurut Thomas nilai PMA turun karena beberapa sebab, mulai dari kelemahan tenaga kerja, hingga regulasi yang tumpang tindih.
"Apalagi perlu ada pengimbangan untuk kelemahan lain seperti skill defisit tenaga kerja kita, dan kesulitan regulasi, regulasi tumpang tindih dan ini sedang disederhanakan," ungkap Thomas.
Selain itu, Thomas menilai insentif dan kemudahan yang diberikan pemerintah kepada para investor kurang efektif. "Harus diakui dari angka data yang sudah real number bahwa insentif kita belum berhasil, belum nendang dibandingkan harapan kita," ungkapnya.