-
Dalam debat Capres tadi malam, Joko Widodo (Jokowi) membanggakan startup unicorn di Indonesia. Dikatakan Jokowi, saat ini di ASEAN ada tujuh unicorn dan empat di antaranya berasal dari Indonesia.
Jokowi ingin Indonesia berperan dalam melahirkan unicorn baru. Unicorn sendiri adalah perusahaan rintisan atau startup yang valuasinya mencapai di atas US$ 1 miliar.
"Iya jadi perlu saya sampaikan bahwa dalam rangka memberikan dorongan kepada unicorn-unicorn Indonesia. Kita tahu di negara Asian ada tujuh unicorn dan empatnya ada di Indonesia," kata Jokowi dalam debat capres semalam.
Adapun empat startup Indonesia yang menyandang status unicorn yaitu Go-Jek, Bukalapak, Traveloka, dan Tokopedia. Lantas bagaimana unicorn lainnya di ASEAN?
Mengutip, laman Techsauce.co, Senin (18/2/2019), di kawasan Asia Tenggara sendiri terdapat 10 perusahaan startup yang menyandang status unicorn per Juli 2018, 4 di antaranya ada di Indonesia. Berbeda dengan pernyataan Jokowi yang menyebut ada 7 startup yang menyandang status unicorn di ASEAN.
Berikut daftar startup yang menyandang status unicorn di Asia Tenggara selain dari Indonesia:
Lazada baru mendapatkan pendanaan dari raksasa e commerce asal China, Alibaba, yang kini memegang mayoritas sahamnya.
Bagi yang belum tahu, Lazada didirikan oleh Rocket Internet, sebuah perusahaan internet yang berkantor pusat di Berlin, Jerman. Lazada diketahui berdiri sejak tahun 2011 dan berkantor pusat di Singapura. Wajar saja, Lazada memang menyasar pasar Asia Tenggara.
Website Lazada diluncurkan Maret 2012 dengan model bisnis memiliki barang di gudang sendiri untuk dijual online. Barulah setahun berikutnya, toko pihak ketiga bisa berjualan di Lazada yang sekarang beroperasi di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, serta Vietnam.
Katanya, Lazada ingin meniru model bisnis retail online terbesar dunia, Amazon, untuk menaklukkan pasar Asia Tenggara. Terlebih, Amazon sendiri terkesan belum serius menggarap pasar di kawasan ini.
Banyak investor lalu tertarik menyuntikkan dana ke Lazada. Sebut saja nama besar seperti JP Morgan, retailer Swedia Kinnevik, sampai raksasa retail Inggris Tesco menjadi investor Lazada. November 2014, raksasa telekomunikasi Singapura Temasek Holding juga menyuntikkan dana USD 250 juta.
Hingga akhirnya kiprah Lazada menarik perhatian Alibaba yang ingin terjun di pasar e-commerce Asia Tenggara. Seperti diberitakan, Lazada saat ini telah dikuasai Alibaba yang memberikan dana total USD 1 miliar dan membuat valuasi Lazada bernilai US$ 1,5 miliar. Separuh di antaranya untuk membeli mayoritas saham di Lazada.
Startup teknologi Garena yang berasal dari Singapura dan salah satu yang paling bernilai di Asia Tenggara, memutuskan untuk mengganti nama dan merek menjadi Sea Ltd, setelah mereka mendapatkan investasi tahap baru sebesar 550 juta dolar AS atau sekitar Rp 7,3 triliun.
Investasi kali ini diikuti oleh sejumlah pemodal, yang diketahui antara lain Farallon Capital Management, Hillhouse Capital, Cathay Financial Holding Co, serta perusahaan konglomerat makanan Uni-President Enterprises Corp, juga ikut dalam investasi ini.
Sebelumnya, startup yang didirikan oleh Forrest Li pada tahun 2009 tersebut telah mendapatkan dukungan finansial dari Tencent Holdings asal China, lalu GDP Ventures dari Indonesia, dan JG Summit Holdings dari Filipina.
Besar kemungkinan investasi tersebut akan digunakan Sea untuk mendanai persaingan melawan Alibaba yang lewat Lazada berekspansi bisnis e-commerce di Asia Tenggara, terutama Indonesia. Lawan e-commerce lain yang patut diantisipasi oleh Sea adalah JD.com yang sangat serius berbisnis di Asia Tenggara dan terakhir dilaporkan akan berinvestasi di e-commerce terbesar Indonesia, Tokopedia.
Sea sendiri mengoperasikan sejumlah bisnis besar, termasuk aplikasi pesan BeeTalk, platform e-commerce Shopee, dan layanan pembayaran digital AirPay. Mereka juga menyediakan platform social game serta menjadi penerbit game besar seperti Point Blank, lalu menyediakan voucher untuk pembelian konten di dalam game.
Sea menolak untuk mengungkap valuasi perusahaan setelah menerima pendanaan baru. Mereka terahir kali menggalan dana sebesar 170 juta dolar AS yang membuat valuasi jadi 3,75 miliar dolar AS pada 2016.
Keuangan Sea terbilang baik untuk sebuah startup berusia delapan tahun karena mereka telah mencetak laba bersih. Mereka mengatakan berhasil meningkatkan laba bersih 13 kali lipat dibandingkan tahun 2011 menjadi sekitar US$ 270 juta (sekitar Rp 3,6 triliun) pada tahun 2015.
Grab merupakan startup unicorn yang memilki valuasi di atas US$ 1 miliar. Sebagai penyedia jasa layanan jasa transportasi berbasis aplikasi ride-hailing app, Grab terlah beroperasi di 8 negara Asia Tengara, termasuk di Indonesia.
Hingga akhir tahun 2018, Grab menargetkan mampu memperoleh suntikan modal baru dari investor sebesar USD 3 miliar. Total target pendapatan tahun ini sebesar US$ 1 miliar.
Grab sendiri didirikan oleh seorang pria Malayia bernama Anthony Tan. Anthony dan Founder Go-Jek Nadiem Makarim sama-sama lulusan Harvard Business School dan dulu berteman.
Perusahaan hardware game Razer didirikan oleh pengacara kelahiran Singapura Tan Ming-Liang bersama teknolog Amerika Robert Krakoff. Baru-baru ini, start-up ini membuka toko konsep ketiganya di Bangkok (setelah Taipei dan Manila), yang menunjukkan fokus strategisnya pada kemakmuran para gamer Asia.
Razer juga telah bermitra dengan vendor PC terbesar di dunia untuk merekayasa berbagai PC Lenovo China sehingga bisa memuskan para penggemar Razer.
Razer menjual lebih dari setengah miliar dolar produk di tahun 2017 saja dan memiliki lebih dari 50 juta pengguna di platform perangkat lunaknya.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 2004. VNG merupakan perusahaan startup pertama kali yang menyandang status unicorn daru Vietnam.
Perusahaan ini bergerak di bidang game online dan e-commerce dengan total valuasi yang tembus US$ 1 Miliar pada 2016 lalu.
Perusahaan ini kini digerakan oleh lebih dari 2.000 karyawan.
Revolution merupakan perusahaan startup asal Filipina yang pertama kali menyandang status unicorn.
Didirikan oleh Robbie Antonio, Revolution merupakan perusahaan yang bergerak di sektor properti. Butuh waktu 2 tahun bagi Antonio menjadikan perusahaan startup ini sebagai unicorn.