RI Bakal Terus Tergantung Impor Jagung, Kok Bisa?

RI Bakal Terus Tergantung Impor Jagung, Kok Bisa?

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 22 Feb 2019 07:06 WIB
RI Bakal Terus Tergantung Impor Jagung, Kok Bisa?
Foto: Kementan

Pemerintah membuka keran impor jagung hingga medio Maret 2019. Bersamaan dengan impor itu, panen jagung sedang berlangsung pada beberapa daerah, contohnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Mengacu pada kondisi ini, petani meminta pemerintah tak menggelontorkan jagung impor saat masa panen. Jagung sebaiknya ditaruh di gudang Bulog sebagai cadangan karena diprediksi bakal ada kekurangan stok pada September-Oktober 2019.

"Mudah-mudahan jagung impor tidak dilepas sekarang. Sebaiknya di simpan di gudang Bulog sebagai cadangan untuk bulan September-Oktober. Kalau dilepas berbahaya," ujar Dean Novel, petani jagung asal Lombok usai diskusi soal jagung di Kementerian Koordinato Perekonomian, Kamis (21/2/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai informasi, pemerintah melalui Perum Bulog mengimpor jagung sebanyak 30 ribu ton dan 150 ribu ton untuk awal tahun ini. Rencanannya, jagung 30 ribu ton akan masuk di akhir Februari dan 150 ribu ton di bulan Maret.

Selain itu, Novel mengatakan impor bersamaan dengan waktu panen bisa membuat harga jagung jatuh dan petani rugi. Dia menyarankan pemerintah mengimpor jagung dua bulan sebelum masa panen.

"Jika impor jagung masuk lagi di bulan Maret saat musim puncak panen jagung di dalam negeri, saya tidak bisa bayangkan ke-anjlok-kan harganya. Harusnya impor kan satu bulan sebelum panen atau dua bulan setelah panen, itu impor. Jadi gitu cocok untuk itu karena kan itu lagi masa menanam," tutur Novel

(dna/dna)
Hide Ads