Harga Tiket Pesawat (Masih) Mahal

Harga Tiket Pesawat (Masih) Mahal

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Rabu, 27 Feb 2019 07:54 WIB
Harga Tiket Pesawat (Masih) Mahal
Foto: Leon Neal/AFP

Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro mengatakan harga tiket pesawat yang dipatok saat ini masih sesuai dengan aturan yang berlaku. Aturan yang dimaksud adalah Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 14 Tahun 2016 tentang tarif batas atas dan tarif batas bawah untuk penerbangan pesawat udara.

"Terkait harga tiket mahal, bahwa harga tiket yang di-publish saat ini masih sesuai aturan. Masih di bawah tarif batas atas," katanya kepada detikFinance.

Danang sendiri masih belum bisa bicara banyak mengenai peluang penurunan harga tiket. Meski tak mengonfirmasi tengah mengkaji wacana ini, namun Danang bilang pihaknya butuh waktu untuk memberikan keterangan ini lebih lanjut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentunya dalam proses kajian ada beberapa faktor, ada market dan lainnya. Terkait hal itu akan saya informasikan jika ada perkembangan lebih lanjut," katanya.

Menurut Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno, mahalnya harga tiket pesawat saat ini ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Beban masyarakat yang telah terbiasa menggunakan pesawat dalam bertransportasi bertambah lantaran sebelumnya maskapai seperti Lion Air juga telah menaikkan beban menggunakan pesawat dengan penerapan bagasi berbayar.

"Ketika tiket naik, bagasinya disuruh bayar, seolah bayarnya ya dua kali lipat. Terutama bagasi itu yang berpengaruh. Sensitif sekali bagasi itu. Karena orang-orang kelas bawah itu mereka bawa barang kan banyak. Mereka bawa pakaian, di sana jualan lagi. Bagasi itu menjadi pengaruh besar juga," katanya dihubungi terpisah.

Djoko berharap pemerintah bisa segera bergerak cepat menuntaskan permasalahan ini agar dunia usaha tak semata-mata menjadi sumpah serapah dari melambungnya harga tiket. Sepinya sejumlah bandara di Indonesia terkait mahalnya harga tiket pun mesti segera ditelusuri, tak bisa melulu menafikan musim sepi atau low season.

"Tapi tentunya tiket itu ada sensitifitasnya. Tarif melonjaknya luar biasa membuat orang enggan bepergian. Sensitif sekali itu kita pada tarif," katanya.

(eds/ang)
Hide Ads