Mengawali berbicara di depan ribuan 'murid', Danu bercerita pahit getirnya membangun usah cendol miliknya. Bisnisnya itu, dimulai dari 0 sejak 2014.
"Saya tulang punggung keluarga. Ayah bangkrut dan meninggal tidak meninggalkan apa-apa. Saya mulai dari 0 usaha ini," ujarnya di depan para millenial dan undangan, Minggu (31/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Danu juga memberikan jurus jitu tentang bagaimana dia memasarkan cendolnya, dan disukai oleh milenials Indonesia. Dirinya mulai modifikasi packing dibuat baru dan menamai menu yang nyeleneh agar mudah diingat.
Nama menunya, unik-unik itu di antaranya Tiramisu pake Cendol Beh Dong (Cendol Bolong), Original, Barbie Doll (Strawberry Cendol), Si Queen Doll (Isi Silver Queen Cendol), Si Bulat Oreo Cendol (Si Bondol), Isi Tobleron Cendol (Si Bondol), Isi Astor Cendol (Si Astor Cendol), Keju En Cendol (Kejandol), Alpukat Cendol (Apundol) dan masih banyak lagi.
"Dari kalimat itu akhirnya banyak yang suka. Dan itu sangat berimbas dengan penjualan," tambahnya.
Dari kegigihannya itu, Danu kini sukses berbisnis cendol dan memiliki ratusan outlet di seluruh Indonesia. Dari satu outlet yang ia dirikan kini ia memiliki 800 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Sekarang ada 800 outlet di Indonesia dan ada juga di Hong Kong. Banyak yang bilang modal bukan halangan untuk memulai usaha. Tapi juga kapasitas yang ada di diri kita, teman dan jaringan adalah modal utama," pungkasnya.
Direktur Teknologi Informasi dan Informasi BNI Dadang Setiabudi menuturkan, ajang ini memberikan kisah Inspiratif kepada millenials yang hadir di acara Kelas Kreatif. Sehingga memberikan semangat bagi millenial untuk bangkit membuat usaha.
"Dari orang yang bukan apa-apa menjadi orang yang punya apa-apa. Kelas ini diharapkan bisa menumbuhkan semangat millenial untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat dan tidak patah semangat," ujarnya.
Menurut Dadang, Kelas Kreatif ini merupakan ikhtiar BNI mendorong semangat kewirausahaan berbasis ekonomi kreatif di kalangan anak muda. "Kelas ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi generasi millenial menghadapi persaingan global melalui pembelajaran berbasis keterampilan hidup atau life-skilled based education," katanya. (idr/zlf)