Kisah Inang-inang: 20 Tahun Bertahan Hidup Jadi 'Bank Berjalan':
"Saya punya anak 6, sudah berumah tangga 4 orang. Sudah bisa saya pestain, ala kadarnya dari ini," kata Irma (nama samaran), seorang 'inang-inang' yang ditemui di salah satu sudut kawasan Kota Tua, Jakarta, Rabu (29/5/2019).
Pengakuan Irma tersebut merupakan salah satu buah dari pekerjaan yang telah dilakoninya selama 20 tahun menjadi seorang 'inang-inang'. Inang-inang merupakan bahasa batak yang artinya ibu-ibu. Panggilan ini kerap dialamatkan kepada mereka yang menawarkan jasa penukaran uang karena umumnya berasal dari Tanah Batak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya karena suami saya sudah pensiun, jadi istilahnya inilah pencarian saya. Ini lah kerja saya jadinya. Sudah hampir 20 tahun saya kerja begini," kata Irma.
Menawarkan jasa penukaran uang dilakoninya sehari-hari karena kebutuhannya juga terus ada. Selain menjelang Lebaran, Irma juga menawarkan penukaran uang di hari-hari biasa yang umumnya dipakai oleh para pengusaha kelontong, pertokoan hingga hajatan.
Bulan ini juga menjadi berkah tersendiri bagi Irma. Menjelang Hari Raya Idul Fitri, jasa penukaran uang ibarat memasuki musim panen.
"Ibaratnya inilah musim panennya," kata dia.
(hns/fdl)