-
Pasar Gembrong yang berada di Jakarta Timur dari tahun ke tahun selalu menjajakan mainan anak-anak. Hampir mainan yang dicari bisa ditemukan di sini
Hanya saja, saat ini pedagang mengeluhkan penjualan di pasar menurun hingga 50%. Hal ini dikarenakan isu penggusaran proyek jalan tol.
Salah satu pedagang, Vira mengaku sejak tahun lalu telah terjadi penurunan kunjungan pembeli. Dibandingkan tahun lalu, tahun ini penurunan jauh lebih drastis lagi, yakni 50%.
"Tahun ini lebih lebih sepi. Dari tahun lalu sih. Cuma sekarang lebih terasa. Penjualan turun sekitar 50%, setengahnya," ungkap dia.
Vira menjelaskan penurunan penjualan itu dikarenakan informasi penggusuran yang sudah tersebar di masyarakat. Alhasil, calon pembeli urung ke Pasar Gembrong.
Ia mencontohkan, pada hari Lebaran biasanya pembeli telah memadati toko-toko sebelum dibuka. Namun sekarang, ramainya penjualan toko baru terjadi di sore hari.
"Karena infonya sudah digusur. Kan di depan sudah, ini belum jadi kirain sudah nggak ada. Hari Lebaran pertama itu biasanya orang datang toko belum buka, sekarang sore baru ramai," paparnya.
Sama halnya dengan Vira, Ali juga mengaku penjualan mainan mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Ia memperkirakan terjadi penurunan penjualan mencapai 30%.
Ali menuturkan pembeli saat ini enggan datang ke lokasi karena penggusuran untuk lokasi tol Becakayu yang tengah dilakukan.
"Lebih sepi dari tahun lalu. Jadi kayak jualan di hari-hari biasa saja sih. Ini 20-30% lah penurunan gara-gara tol Becakayu kan mau dipakai, dikira sudah pindah," tutupnya.
Pasar ritel offline memang kerap diterpa disrupsi belakangan lantaran semakin tingginya transaksi dagang secara online. Apakah pasar mainan juga menjadi salah satu yang terkena imbas perdagangan secara online ini?
Vira menjelaskan sepinya pasar Gembrong bukan dikarenakan kalah dari toko online yang tengah menjamur saat ini. Namun dikarenakan isu penggusuran proyek tol Becakayu.
Beberapa sesi tol Becakayu sendiri masih dalam proses pembangunan. Salah satu jalurnya melewati Pasar Gembrong sehingga lokasi harus dipindahkan.
Alhasil, masyarakat hanya mengetahui lokasi Pasar Gembrong sudah digusur atau dipindahkan.
"Karena infonya sudah digusur. Kan di depan sudah, ini belum jadi kirain sudah nggak ada," jelas dia.
Vira sendiri menjelaskan sepinya Pasar Gembrong terlihat mulai dari hari Lebaran tiba, di mana biasanya masyarakat telah mengantre lebih dulu sebelum toko dibuka. Namun saat ini keramaian baru terjadi di sore hari.
Sebanyak 70% mainan di Pasar Gembrong, Jakarta Timur merupakan barang impor. Mainan tersebut berasal dari negeri tirai bambu.
Menurut salah satu pedagang, Ali mainan yang dijual di tokonya sebanyak 70% berasal dari China. Sedangkan sisanya berasal dari dalam negeri.
"70% mainan di sini impor China. 30%-nya lokal," ungkap dia.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan alasan lebih banyaknya mainan impor yang dijual karena produksi yang jauh lebih bagus dan menarik. Sedangkan mainan lokal dinilai kurang menarik.
"Kalau impor itu bagus, menarik, besar (ukurannya). Lokal itu kurang (menarik)," papar dia.
Adapun mainan yang paling banyak dibeli adalah mainan untuk anak laki-laki, yaitu mobil remote control. Apalagi, katanya mobil tersebut didesain dengan tema tokoh yang sedang hits seperti Avanger.
"Banyak mainan cowok yang laku, kayak mobil remote control. Ini kan ada gambar Avangernya jadi pada suka," ungkapnya.
Sedangkan, mainan lainnya yang juga digemari adalah peralatan dapur atau kitchen set. Mainan ini biasanya dibanderol mulai harga Rp 100.000 hingga Rp 500.000.
"Kitchen set juga pada suka, harganya macam,-macam. Mulai Rp 85.000 sampai Rp 500.000," sambung dia.
Adapun, harga mainan impor dipatok mulai Rp 150 ribu hingga Rp 500 ribu. Sedangkan mainan lokal biasanya dijual dengan harga di bawah Rp 100 ribu.
"Kisaran rata-rata Rp 150 ribu harganya sampai Rp 500 ribu. Kalau yang lokal itu Rp 85.000," jelasnya.
Sedangkan, Vira mengungkapkan mainan lokal lebih banyak dibeli oleh masyarakat. Sebab, harga yang ditawarkan lebih miring dibanding impor.
"Yang lokal (mainan) itu habis. Masyarakat suka yang murah. Kalau impor kan lebih mahal," katanya.
Dipantau detikFinance, beberapa bagian pasar Gembrong telah ditutup. Pedagang pun tak terlihat berjualan di daerah tersebut. Sedangkan, beberapa bagian lainnya masih beroperasi menjajakan mainan.
Vira mengaku belum mengetahui akan pindah ke mana nantinya. Sebab, hingga saat ini ia belum menerima biaya ganti rugi.
"Belum tahu ke mana. Belum diurus pembayarannya, ada yang sudah dibayar (toko lain). Jadi tergantung pembayaran," jelasnya.
Sementara itu, Ali mengaku telah mengatur kepindahannya ke PD Pasar Jaya. Harapannya, tahun ini tokonya sudah dapat pindah.
"Pindah ke pasar jaya. Sudah persiapannya, toko di sana. Tahun ini," terangnya.