Menurut, pengamat persaingan usaha Syarkawi Rauf, industri penerbangan memiliki banyak kendala bagi para pengusaha lokal untuk memulai usahanya. Lain dengan Gerry, Syarkawi justru mendukung penuh usulan Jokowi.
"Kalau lokal masuk industri ini kendalanya banyak. Pertama, industri ini high technology, jadi pembelian pesawat cukup sulit, yang operator eksisting saja mesti nunggu bertahun-tahun," ungkap Syarkawi kepada detikFinance, Jumat (7/6/2019).
Selain itu, menurut Syarkawi industri penerbangan juga harus menyiapkan modal yang relatif besar. Uang triliunan harus disiapkan, dan menurut Syarkawi tidak banyak pengusaha lokal yang mau mengeluarkan uang sebesar itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syarkawi juga menilai belum banyak pengusaha lokal yang memiliki pengalaman memadai dalam industri penerbangan. Maka sulit untuk menjaga maskapainya bertahan.
"Kemudian industri ini highly regulated, tidak banyak pemain lokal punya pengalaman untuk industri dan segala hubungannya. Sehingga banyak yang nggak bisa sustain, sulit untuk sustain," jelas Syarkawi.
Karena kendala-kendala tersebut, Syarkawi menilai maskapai asing lebih mampu untuk memasuki penerbangan domestik.
"Nah kalau lokal susah ya apa boleh buat? Pemain asing masuk," kata Syarkawi.
Syarkawi menambahkan bahwa memang industri penerbangan Indonesia, butuh penambahan maskapai yang beroperasi agar persaingan menjadi lebih sehat. Dengan persaingan sehat, maka setiap operator akan berlomba memberikan yang terbaik untuk konsumen.
"Pak Jokowi beberapa hari lalu buat statement bahwa diperlukan pemain baru ke industri ini, termasuk pemain asing, saya kira itu ide yang bagus. Ini bisa tambahkan kursi di pasar, sehingga persaingan penerbangan bisa lebih sehat," tutur Syarkawi. (ang/ang)