Susi Disindir Soal Impor Ikan Asin, Ini Fakta dari BPS

Susi Disindir Soal Impor Ikan Asin, Ini Fakta dari BPS

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 19 Jun 2019 07:00 WIB
Susi Disindir Soal Impor Ikan Asin, Ini Fakta dari BPS
Foto: Dikhy Sasra
Jakarta - Ustaz Tengku Zulkarnain lewat akun Twitternya @ustadtengkuzul, menyindir soal Indonesia masih mengimpor komoditas ikan asin dari Thailand dan Taiwan. Melihat cuitan tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti langsung membalasnya dengan kesal.

Pada balasannya, Susi mempertanyakan tweet Tengku Zulkarnain yang tidak memberi penjelasan mengenai waktu Indonesia dalam melakukan impor ikan asin tersebut.

"Tahun berapa dan kenapa? Anda pikir masyarakat bodoh? Mereka jauh lebih pintar dr kita.. kita artinya anda dan saya lebih bodoh!!!" kata Susi, seperti dikutip Selasa (18/6/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas bagaimana faktanya? Apakah Indonesia masih impor ikan asin? Simak faktanya berikut ini.
Awalnya, Tengku Zulkarnain lewat akun twitternya @ustadtengkuzul mengatakan bahwa Indonesia yang memiliki bentang laut paling luas kedua setelah Kanada, namun ternyata masih mengimpor komoditas ikan asin dari Thailand dan Taiwan.

"Dengan Bentang Laut Lebih 99.000 Kilometer, dan Menjadi Paling Luas Kedua Setelah Canada. Indonesia Impor Ikan Asin dari Thailand dan Taiwan. Kenapa...? SALAH URUS Kah Negeri Ini...? Ayo TIM SORAK Serbu...! Jangan Diam Saja ya...," cuit Tengku Zulkarnain seperti dilihat detikFinance, Sabtu (15/6/2019).

Susi lantas membalas tweet tersebut. Pada balasannya, Susi mempertanyakan tweet Tengku Zulkarnain yang tidak memberi penjelasan mengenai waktu Indonesia dalam melakukan impor ikan asin tersebut.

Meski begitu, Susi sendiri tak memberikan data kepada Tengku Zulkarnain terkait impor ikan asin yang dilakukan Indonesia. Susi juga tak membantah ataupun mengiyakan impor asin yang dilakukan Indonesia.

Kepala Sub Direktorat Impor Badan Pusat Statistik (BPS) Rina Dwi Sulastri mencatat bahwa Indonesia memang masih mengimpor ikan asin di 2018, meski jumlahnya rendah.

"Dari data yang kami miliki, impor ikan asin di tahun 2018 sangat kecil: 393 kg dengan nilai US$ 6.623," katanya kepada detikFinance, Selasa (18/6/2019).

Impor tersebut dilakukan dua kali. Pertama pada Januari sebanyak 5 kilogram (kg) dengan nilai US$ 115, dan pada Juli sebanyak 388 kg dengan nilai US$ 6.508. Ikan asin itu hasil impor dari Korea dan Jepang.

Sementara untuk tahun 2019 ini, kata Rina, BPS belum mencatat adanya kegiatan impor ikan asin tersebut.

"Tahun 2019 tidak ada impor ikan asin," jelas Rina.

Susi dan pejabat Eselon-I Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI mengenai rancangan kerja dan anggaran tahun 2020 pada Selasa, (18/6/2019).


Usai menghadiri rapat dengan Komisi IV DPR tersebut, Susi memberi jawaban soal impor ikan asin.


"Ikan asin dari dulu juga impor, tapi kan kecil sekali angkanya, nggak ada artinya," tegas Susi.


Namun, Susi tak mengatakan hal lain maupun membeberkan datanya dan bergegas meninggalkan Gedung DPR RI karena ada pertemuan dengan satgas KKP.

Sekjen sekaligus Plt Dirjen PDSPKP KKP Nilanto Perbowo menjelaskan, impor ikan asing memang dilakukan pada tahun 2017 dan 2018. Namun, jumlahnya cukup kecil.

"Impor ikan asin yang pertama, dry fish itu dilakukan di 2017-2018, jumlahnya cukup kecil ada 200-300 ton," kata Nilanto yang turut hadir dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Selasa (18/6/2019).

Nilanto mengatakan, ikan asin yang diimpor tersebut tak dijual di pasar dalam negeri. Melainkan untuk diproduksi dan di ekspor kembali.

"Ikan asin itu diimpor untuk diproses dalam negeri kemudian di re-ekspor dalam bentuk ikan kaleng," imbuh dia.

Ia memaparkan, neraca perdagangan dalam ekspor-impor ikan asin pun masih jauh surplusnya.

"Kemudian, neraca perdagangan ekspor-impor untuk ikan asin kita itu jauh surplus. Sedikit banget kok impor ikan asin itu," ujar Nilanto.

Hide Ads