Menurut Key Account Manager J&T Express, Iwan Senjaya, pihaknya memang dari awal sudah mempersiapkan untuk mengembangkan bisnis di Asia Tenggara, karena melihat potensinya yang sangat besar dan infrastruktur perusahaan yang baik. Ia ingin membawa brand lokal Indonesia ke pasar Asia Tenggara.
"Karena kita yakin di Indonesia yang pasar logistiknya merupakan yang paling susah dengan terdiri dari 17.000 kepulauan kita bisa, kenapa kita nggak kenalin jasa J&T untuk pasar luar," ujarnya di Jakarta, Rabu (19/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iwan mengatakan pihaknya telah berekspansi ke empat negara selain Indonesia. Di mulai dari tahun 2018 lalu di Malaysia dan Vietnam dan yang terbaru April 2019 di Filipina dan Thailand.
Fokus itu juga didorong dari tingginya jasa pengiriman yang J&T lakukan saat peak season bagi industri e-commerce di Indonesia. Serta upaya persiapan yang matang saat Ramadhan kemarin, seperti penambahan tenaga kerja, penambahan armada, dan penggunaan mesin sortir otomatis yang membuat pekerjaan persiapan logistik semakin efisien.
"Jadi dalam proses penyortiran, kita menggunakan mesin sortir otomatis yang langsung membagi paket dengan secara otomatis dengan mesin, dan orang bukan orang lagi, sehingga tingkat akurasi pembagian itu sangat cepat sekali," jelasnya.
"Dan bisa dibilang kita yang pertama menggunakan mesin sortir otomatis ini (di Indonesia) jadi tingkat efisiensinya sangat tinggi," imbuhnya.
Selain itu, Iwan menambahkan penggunaan fasilitas Regulated Agent (RA) yang telah disiapkan J&T di bandara membuat proses pengiriman akan lebih cepat, karena berfungsi meminimalisir pemeriksaan di Bandara yang menggunakan X-Ray.
"Jadi otomatis setelah barang selesai di packing kita akan kirim itu melalui X-Ray di tempat kita kemudian dari situ akan bisa dikirim ke bandara jadi otomatis proses untuk pengiriman akan jauh lebih cepat juga," terangnya.
Diketahui peningkatan pengiriman paket yang dilakukan J&T Express meningkat 3x lipat atau 300% dibanding tahun sebelumnya saat Ramadhan. Tercatat, tahun 2017 jumlah paket yang dikirim per hari sekitar 250.000 kemudian di tahun 2018 traffic paket per hari mencapai 700.000, dan terakhir di tahun 2019, lonjakan pengiriman paket meningkat drastis sekitar 2 Juta per hari.