Buwas-Mensos Duduk Semeja, Ribut-ribut Beras Bansos Berakhir

Buwas-Mensos Duduk Semeja, Ribut-ribut Beras Bansos Berakhir

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 05 Jul 2019 08:15 WIB
Buwas-Mensos Duduk Semeja, Ribut-ribut Beras Bansos Berakhir
Foto: Vadia Lidyana
Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Bulog Budi Waseso (Buwas) sempat mengkritik Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita yang menurutnya menyerahkan penyaluran beras bantuan sosial (bansos) ke swasta. Bahkan, Buwas mengatakan akan turun dari jabatan Dirut Bulog jika porsi beras bansos lebih banyak diambil swasta.

Pada hari Kamis, (4/7/2019), kedua pihak tersebut bertemu dalam rapat koordinasi bantuan pangan sosial, di Hotel Royal Kuningan, Jakarta.

Simak Berita Lengkapnya Di Sini

Sebelum memulai rapat koordinasi, Agus dan Buwas sempat berbicang santai. Dalam perbincangan tersebut, terlihat keduanya serta jajaran direksi yang turut berbincang tertawa membahas suatu hal.

Agus pun menyatakan bahwa pihaknya akan mendukung Bulog 1000% dalam program BPNT ini.

"Pokoknya Kemensos mendukung Bulog 1.000%," ujar Agus.

Dalam rapat koordinasi ini juga mendatangkan sejumlah dinas sosial provinsi Kementerian Sosial dan juga divisi regional Bulog.

Nantinya, pertemuan ini akan membahas soal mekanisme penyaluran beras Bulog di program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), serta hal-hal teknis dalam penyaluran beras bansos di setiap daerahnya.

Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita akan memberi kesempatan seluas-luasnya bagi Perum Bulog untuk menyalurkan beras pada program BPNT.

"Jangan kan 70%, 100% kami sangat welcome. Jangan kan di daerah-daerah yang relatif lebih sulit, daerah-daerang yang memang relatif lebih mudah juga kami sangat tebuka dan sampaikan untuk Bulog dapat berprtisipasi dalam program BPNT," kata Agus, di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Kamis (4/7/2019).

Buwas yang sempat menyatakan diri untuk mundur dari Bulog apabila tak dilibatkan BPNT pun kini menerima keputusan Mensos.

"Kan sudah selesai ini, artinya sekarang sudah diserahkan pada Bulog dan artinya peran Bulog jelas kan. Nah kalau umpanya kalau Bulog tidak diberi peran berarti sudah tidak ada Bulog," tutur Buwas

Sebagai informasi, Buwas sebelumnya pernah mengatakan mundur dari jabatannya sebagai Dirut Bulog apabila Mensos mengambil alih keseluruhan penyaluran beras bantuan tersebut.

"Kalau bisa ambil 100% kegiatan rastra sepenuhnya oleh Mensos saya mundur dari Dirut Bulog," tutur Buwas di Gedung Corporate University Bulog, Jakarta, Selasa (2/7/2019).

Pasalnya, Buwas mengungkapkan, 70% dari total keseluruhan jatah penyaluran beras BPNT sudah disalurkan Mensos ke swasta. Sedangkan, jatah Bulog sendiri hanya 70% dari sisa 30% program BPNT.

"70% yang itu sudah diambil oleh Mensos untuk pasar bebas. Sisa 30% nya itu baru 70% nya disuplai dari Bulog. Ini sih gila saja menurut saya," imbuh dia.

Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita akan memberi kesempatan seluas-luasnya bagi Perum Bulog untuk menyalurkan beras pada program BPNT.

"Jangan kan 70%, 100% kami sangat welcome. Jangan kan di daerah-daerah yang relatif lebih sulit, daerah-daerang yang memang relatif lebih mudah juga kami sangat tebuka dan sampaikan untuk Bulog dapat berprtisipasi dalam program BPNT," kata Agus, di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Kamis (4/7/2019).

Buwas yang sempat menyatakan diri untuk mundur dari Bulog apabila tak dilibatkan BPNT pun kini menerima keputusan Mensos.

"Kan sudah selesai ini, artinya sekarang sudah diserahkan pada Bulog dan artinya peran Bulog jelas kan. Nah kalau umpanya kalau Bulog tidak diberi peran berarti sudah tidak ada Bulog," tutur Buwas

Sebagai informasi, Buwas sebelumnya pernah mengatakan mundur dari jabatannya sebagai Dirut Bulog apabila Mensos mengambil alih keseluruhan penyaluran beras bantuan tersebut.

"Kalau bisa ambil 100% kegiatan rastra sepenuhnya oleh Mensos saya mundur dari Dirut Bulog," tutur Buwas di Gedung Corporate University Bulog, Jakarta, Selasa (2/7/2019).

Pasalnya, Buwas mengungkapkan, 70% dari total keseluruhan jatah penyaluran beras BPNT sudah disalurkan Mensos ke swasta. Sedangkan, jatah Bulog sendiri hanya 70% dari sisa 30% program BPNT.

"70% yang itu sudah diambil oleh Mensos untuk pasar bebas. Sisa 30% nya itu baru 70% nya disuplai dari Bulog. Ini sih gila saja menurut saya," imbuh dia.

Perum Bulog diberi kesempatan oleh Kemensos untuk menjadi penyalur beras utama di program BPNT. Namun, Bulog diharuskan menyediakan beras yang diserap baru. Artinya, tak menggunakan beras yang saat ini sudah menumpuk di gudang Bulog yakni sebanyak 2,2 juta ton.

"Iya, saya sudah jamin kemarin bahwa beras-beras yang baru kita serap, bukan pakai beras yang lama. Beras yang baru kita serap langsung kita distribusikan," tutur Buwas.

Untuk volumenya, target penyaluran beras BPNT per tahun yakni sebanyak 1,5 juta ton beras. Sehingga, untuk semester II tahun 2019 ini ditargetkan Bulog menyalurkan sekitar 700.000 ton beras baru untuk program BPNT.

"Potensi volume beras BPNT 1,5 juta ton. Itu satu tahun, sekarang ini kan sudah bulan Juli, berarti semester II sekitar 700.000 ton," kata Agus.

Kemudian, Direktur Jenderal (Dirjen) Penanganan Fakir Miskin (PFM) Andi ZA Dulung menambahkan bahwa ke depannya penyaluran beras Bulog ditargetkan tak hanya 700.000 ton. Akan tetapi, diharuskan beras baru.

"Bukan cuma 700.000 ton, pokoknya beras yang masuk ke warung itu beras baru," terang Andi.


Perum Bulog diberi kesempatan oleh Kemensos untuk menjadi penyalur beras utama di program BPNT. Namun, Bulog diharuskan menyediakan beras yang diserap baru. Artinya, tak menggunakan beras yang saat ini sudah menumpuk di gudang Bulog yakni sebanyak 2,2 juta ton.

"Iya, saya sudah jamin kemarin bahwa beras-beras yang baru kita serap, bukan pakai beras yang lama. Beras yang baru kita serap langsung kita distribusikan," tutur Buwas.

Untuk volumenya, target penyaluran beras BPNT per tahun yakni sebanyak 1,5 juta ton beras. Sehingga, untuk semester II tahun 2019 ini ditargetkan Bulog menyalurkan sekitar 700.000 ton beras baru untuk program BPNT.

"Potensi volume beras BPNT 1,5 juta ton. Itu satu tahun, sekarang ini kan sudah bulan Juli, berarti semester II sekitar 700.000 ton," kata Agus.

Kemudian, Direktur Jenderal (Dirjen) Penanganan Fakir Miskin (PFM) Andi ZA Dulung menambahkan bahwa ke depannya penyaluran beras Bulog ditargetkan tak hanya 700.000 ton. Akan tetapi, diharuskan beras baru.

"Bukan cuma 700.000 ton, pokoknya beras yang masuk ke warung itu beras baru," terang Andi.


Perum Bulog akan ditunjuk Kemensos untuk menjadi manajer penyediaan atau manajer supplier di program BPNT. Sehingga, untuk pembagian dan distribusinya, serta penambahan partisipasi pemasok swasta dalam BPNT semua akan dikoordinasikan oleh Bulog.

Sehingga, Bulog yang juga menyalurkan beras ke e-warong atau program BPNT juga dapat mengundang pihak swasta yang mau berpartisipasi.

"Bulog nanti juga bisa berperan sebagai manajer penyediaan di seluruh wilayah. Bulog juga bisa mengundang partisipasi dari swasta, dari perusahaan-perusahaan lokal, saya kira ada political will dari Bulog untuk itu," kata Agus.

Dalam hal ini, Kepala Divisi Regional (Kadivre) Bulog lah yang mengakomodir mekanisme penyaluran bantuan pangan di e-warong yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Nanti Bulog yang jadi koordinator untuk distribusi beras ke e-warong, nanti kadivre itu yang jadi koordinator untuk penyaluran beras ke e-warong," ungkap Agus.

Agus menuturkan, apabila rapat teknis untuk membahas mekanisme penyaluran BPNT antara Kadinsos dan Kadivre Bulog telah mendapatkan hasil, maka tak perlu menunggu 1 bulan untuk mengimplementasi peran Bulog sebagai penyalur besar di program BPNT dan juga sebagai manajer suplai.

"Secepatnya, secepat mungkin. Ini kan setelah selesai ini (pembahasan teknis penyaluran beras BPNT), baru kami tindak lanjuti. Tidak usah nunggu sebulan, kalau ini sudah selesai bisa langsung, terlalu lama kalau sebulan," paparnya.

Perum Bulog akan ditunjuk Kemensos untuk menjadi manajer penyediaan atau manajer supplier di program BPNT. Sehingga, untuk pembagian dan distribusinya, serta penambahan partisipasi pemasok swasta dalam BPNT semua akan dikoordinasikan oleh Bulog.

Sehingga, Bulog yang juga menyalurkan beras ke e-warong atau program BPNT juga dapat mengundang pihak swasta yang mau berpartisipasi.

"Bulog nanti juga bisa berperan sebagai manajer penyediaan di seluruh wilayah. Bulog juga bisa mengundang partisipasi dari swasta, dari perusahaan-perusahaan lokal, saya kira ada political will dari Bulog untuk itu," kata Agus.

Dalam hal ini, Kepala Divisi Regional (Kadivre) Bulog lah yang mengakomodir mekanisme penyaluran bantuan pangan di e-warong yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Nanti Bulog yang jadi koordinator untuk distribusi beras ke e-warong, nanti kadivre itu yang jadi koordinator untuk penyaluran beras ke e-warong," ungkap Agus.

Agus menuturkan, apabila rapat teknis untuk membahas mekanisme penyaluran BPNT antara Kadinsos dan Kadivre Bulog telah mendapatkan hasil, maka tak perlu menunggu 1 bulan untuk mengimplementasi peran Bulog sebagai penyalur besar di program BPNT dan juga sebagai manajer suplai.

"Secepatnya, secepat mungkin. Ini kan setelah selesai ini (pembahasan teknis penyaluran beras BPNT), baru kami tindak lanjuti. Tidak usah nunggu sebulan, kalau ini sudah selesai bisa langsung, terlalu lama kalau sebulan," paparnya.



Simak Video "Video: Data Terbaru Kemensos Setelah Atasi Kendala Penyaluran Bansos"
[Gambas:Video 20detik]
Hide Ads