Garuda Indonesia baru saja merevisi Laporan Keuangan tahun 2018. Hasilnya, Garuda Indonesia mencatatkan net loss atau rugi bersih sebesar US$ 175,028 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun. Laporan ini berbeda dari sajian sebelumnya, di mana dicatatkan laba sebesar US$ 5,018 juta.
Hal ini direspons negatif oleh investor Garuda di pasar saham. Per pukul 11.05 WIB, saham GIAA tercatat turun 2,02% ke level Rp 388/lembar. Angka ini tercatat menjadi yang terendah sepanjang hari ini, jatuh dari posisi pembukaan hari ini di level Rp 398.
Dalam sepekan terakhir, saham GIAA tercatat turun 3,47%. Namun secara year to date tercatat naik 30,8%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun hingga siang ini saham GIAA ditransaksikan 30.975 kali dengan nilai transaksi Rp 1,3 miliar. Saham GIAA didominasi pembelian oleh domestik sebesar Rp 1,23 miliar, sementara asing Rp 9,6 juta.
Seperti diketahui, pada laporan keuangan Garuda 2018 yang disajikan kembali, pendapatan usaha tercatat sebesar US$ 4,37 miliar, tidak mengalami perubahan dari laporan pendapatan sebelumnya. Sementara itu, pendapatan usaha lainnya (pendapatan lain-lain) terkoreksi menjadi US$ 38,8 juta dari sebelumnya US$ 278,8 juta.