Gelombang PHK di Akhir Periode Pertama Jokowi
Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) mewarnai tahun terakhir periode pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kabar yang ramai muncul ke publik belakangan ini ialah PHK oleh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan produsen otomotif Nissan.
Krakatau Steel sendiri diterpa isu PHK 1.300 karyawan. Pihak manajemen pun kemudian buka suara mengenai hal tersebut.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim menjelaskan saat ini perusahaan sedang melakukan restrukturisasi. Hal ini dilakukan demi mengurangi kerugian yang sudah dialami oleh perusahaan selama tujuh tahun berturut-turut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, Nissan berencana mengurangi 12.500 karyawan di dunia, termasuk di Indonesia. Di Indonesia, Nissan mau mengurangi 830 karyawan.
Hal ini disampaikan langsung oleh CEO Hiroto Saikawa dalam konferensi pers. Saikawa dalam jumpa persnya memperlihatkan setidaknya ada 14 negara yang akan mengalami PHK. Namun karena ini merupakan masalah yang sensitif, Saikawa tidak menyebutkan satu per satu negara atau pabrik yang akan mengalami PHK. Presentasi yang memperlihatkan efisiensi investasi itu pun ditutupi.
"Selama tahun fiskal 2018-2019 kami sudah dan mulai mengurangi pekerja di 8 lokasi, sebanyak 6.400 orang lebih dan 6 lokasi mulai tahun fiskal 2020 sampai 2022 sebanyak 6.100 orang, jadi totalnya 12.500 pekerja," ujarnya dalam video yang dirilis Nissan.
Meski tidak menyebut negara mana, namun dari laporan Nikkei, pemotongan pekerja paling banyak terjadi di India sebanyak 1.700 orang. Pemotongan pekerja paling banyak kedua terjadi di Amerika dimana Nissan berencana mengurangi 1.420 pekerja, Meksiko 1.000 pekerja, Jepang 880 pekerja, 470 pekerja di Spanyol, 90 pekerja di Inggris.