Serba-serbi Suntikan Modal Jumbo Bisnis Anak Presiden

Serba-serbi Suntikan Modal Jumbo Bisnis Anak Presiden

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 23 Agu 2019 06:58 WIB
Serba-serbi Suntikan Modal Jumbo Bisnis Anak Presiden
Foto: dok.detikFood/Dewi Anggraini
Jakarta - Bisnis baru Gibran Rakabuminh, Goola tengah ramai diperbincangkan. Startup minuman itu jadi bahan omongan lantaran mendapatkan pendanaan jumbo.

Goola belum lama ini dikabarkan mendapat suntikan modal senilai US$ 5 juta atau setara Rp 71 miliar. Dana tersebut berasal dari firma modal ventura Alpha JWC Ventures.

Banyak yang mempertanyakan dan berpendapat miring, sebuah bisnis minuman tradisional bisa mendapatkan modal sebesar itu. Bahkan sampai ada yang mengaitkan tentang statusnya sebagai anak sulung Presiden Joko Widodo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu yang memberikan komentar adalah Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu melalui akun Twitternya.

"Es Doger adalah bisnis para pedagang kaki lima bermodal kecil.Saya menikmati thn 80 an di Bogor. Apakah harus diambil alih oleh orang besar?" cuitnya.

Lalu apa kata Gibran terkait nyinyiran itu? Ada cerita apa di balik suntikan modal tersebut? Dan apa alasan investor mau suntik modal sebesar itu?

Mendengar nyinyiran itu, Gibran tidak ambil pusing. Menurutnya tidak ada yang aneh dari sebuah bisnis minuman mendapatkan suntikan dari modal ventura. Apalagi Alpha JWC Ventures juga pernah suntik modal ke Kopi Kenangan.

"Yang jelas kita harus berkaca dengan keberhasilan Kopi Kenangan yang disuntik Alpha JWC juga. Saya juga baru pulang dari Shanghai, kita bisa berkaca sama Hey Tea atau Luckin Coffee," ujarnya kepada detikFinance.

Goola sendiri merupakan bisnis kios minuman dengan produk-produk tradisional. Contohnya seperti Es Doger Jeger, Es Kacang Hijau, dan Es Goola Aren. Goola kini memiliki 22 menu minuman yang terbagi dalam empat seri, yaitu Signature (produk unggulan), Tea (teh), Coffee (kopi), dan Refreshing (minuman segar).

Meski menjual minuman tradisional, Goola sebenarnya menargetkan pangsa pasar kelas menengah dengan hadir di beberapa mal ternama di Jakarta. Pendanaan yang didapat pun akan digunakan untuk menambah 160 outlet hingga 2020.

Sementara CEO Goola Kevin Susanto menambahkan, Goola bukan startup minuman pertama kali yang dapat modal dari Alpha JWC Ventures. Sebelumnya Kopi Kenangan sudah dapat dengan jumlah yang lebih besar.

"Kop Kenangan dapat US$ 8 juta dolar untuk buka 100 outlet. Kita dapat US$ 5 juta buka 160 outlet," ucapnya.

Banyak pihak yang menyoalkan suntikan modal yang terbilang jumbo itu. Selain itu produknya yang dijual berupa minuman tradisional seperti es doger juga dianggap mengambil lahan pedagang kecil.

Gibran menjawab santai terkait tudingan itu. Dia menegaskan bisnis barunya itu tidak akan mematikan pedagang kecil.

"Yang jelas tidak akan mematikan pedagang kaki lima," ujarnya.

CEO Goola Kevin Susanto menambahkan, meski menjual minuman tradisional, Goola sebenarnya menargetkan pangsa pasar kelas menengah dengan hadir di beberapa mall kenamaan di Jakarta. Pendanaan yang didapat pun akan digunakan untuk menambah 160 outlet hingga 2020.

"Kita tidak mematikan UMKM. Harga es doger di pinggir jalan berapa si, Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu. Ini yang Goola jual Rp 18 ribu, Rp 25 ribu, Rp 27 ribu," tambahnya.

Malah menurut Kevin, Goola ikut membantu para UMKM. Sebab bahan baku tradisional seperti cincau dan tape diambil dari suplier UMKM.

"Kita juga hadir di mall. Outlet pertama di Cikini kedai Markobar, kedua mulai masuk mall, Plaza Indonesia, ketiga di Pacific Place, keempat di perkantoran di Tokopedia Tower dan kelima di Mall Kelapa Gading," tegasnya.

CEO Goola yang juga partner Gibran, Kevin Susanto menceritakan, investasi itu bermula saat mereka menggelar acara "Kebangkitan Minuman Asli Indonesia" yang juga bertepatan dengan pembukaan gerai Goola di Pacific Place (Jakarta Selatan) dan Plaza Indonesia (Jakarta Pusat) pada 5 Juli kemarin.

"Awalnya, bisnis ini kami mulai sebagai bisnis F&B; (bisnis kuliner) tradisional. Tapi, di sisi lain kami juga bermimpi untuk bisa mendapat suntikan modal seperti Kopi Kenangan agar bisa membawa Goola ke tahap selanjutnya dan go international. Nah keinginan untuk betul-betul mewujudkan mimpi ini muncul setelah acara 'Kebangkitan Minuman Asli Indonesia' bulan Juli lalu,," terangnya kepada detikFinance.

Saat itu menurut Kevin banyak masyarakat yang tertarik dengan acara tersebut dan baru sadar bahwa Indonesia juga punya produk minuman yang tidak kalah dengan brand minuman tradisional dari negara lain, seperti minuman bubble atau thai tea.

Nah tak lama setelah acara tersebut, ada satu pihak yang enggan disebutkan identitasnya, memberitahu Alpha JWC Ventures terkait peluncuran Goola.

"Jadi setelah acara tersebut, Goola menjadi pembicaraan banyak orang dan menjadi topik pembicaraan umum. 'Oh, minuman Indonesia ternyata keren juga!', lalu salah seorang kawan saya mengenalkan Goola pada Alpha JWC dan menceritakan bahwa kami sedang memikirkan fundraising (mencari pendanaan dari investor), dan ternyata mereka tertarik'," terangnya.

Alpha JWC sendiri sebelumnya juga sudah pernah menyuntikkan modal ke bisnis minuman milik anak Indonesia, Kopi Kenangan. Besaran modal yang disuntikkan sekitar US$ 8 juta.

"Terus akhirnya di-setup-lah meeting. Jadi kira-kira setelah 1 setengah minggu langsung deal, langsung set semuanya," kata Kevin.

Tapi ternyata yang tertarik untuk menyuntikkan modal ke Goola bukan hanya satu modal ventura. Ada beberapa yang tertarik, namun dia enggan menyebutkan identitasnya.

"Selain Alpha, ada modal ventura lain yang juga nawarin, tapi saya enak sebutnya. Ada 3-4 modal ventura yang nawarin tapi kita pilihnya Alpha," ujarnya.

Gibran dan Kevin memutuskan untuk memilih Alpha JWC lantaran melihat rekam jejaknya dalam menyuntikkan modal ke startup minuman. Alpha JWC sudah terbukti sebelumnya menyuntikkan modal ke Kopi Kenangan.

"Karena kita lihat Alpha bisa hands on lah, maksudnya sudah ada bukti di Kopi Kenangan, sudah ada bukti lah. Jadi finally kita, mas Gibran dan saya, settle kalau kita go with Apha JWC," tutupnya.


Co-Founder and Managing Partner Alpha JWC Ventures, Jefrey Joe menegaskan, pihaknya memberikan dana ke perusahaan rintisan bukan tanpa alasan. Dia juga memilih pemilik yang memiliki visi yang kuat.

"Kami memiliki visi besar untuk berpartner dengan pendiri startup yang visioner. Kami betul-betul percaya bahwa visi Goola sejalan dengan visi kami, yaitu membawa minuman khas Indonesia ke panggung dunia," ujarnya kepada detikFinance.

Jefrey menilai Gibran dan partnernya Kevin Susanto memiliki visi yang besar. Mereka juga dianggap memiliki pengalaman dan gairah yang tinggi akan bisnis kulinernya.

"Kami membutuhkan orang-orang yang berpengalaman dan passionate dengan bisnis kuliner dan dengan Indonesia. Kedua pendiri Goola, Kevin dan Gibran, memiliki passion yang menggebu untuk membangun brand kelas dunia dan membawanya ke ranah internasional," tambahnya.

Alpha JWC sendiri merupakan firma modal ventura yang fokus di Indonesia. Sebelum menyuntikkan modal ke Goola, firma ini sudah lebih dulu memberikan modal ke Kopi Kenangan dan Lemonilo.

"Dengan tim yang cukup besar serta terdiri dari orang Indonesia, dan kami juga memiliki ambisi untuk membawa mimpi-mimpi pendiri startup lokal menjadi kenyataan," tutupnya.

Menurut Pakar Marketing dan CCO DIREXION Strategy Consulting dan Chairman CEO Business Forum Indonesia Jahja B Soenarjo, suntikan modal itu bukan hal yang aneh. Sebab jika dilihat juga banyak bisnis kios minuman yang mendapatkan modal besar.

"Kalau Gibran dapat suntikan US$ 5 juta, maka ini masih belum apa-apa dibanding Kopi Kenangan dan Fore Coffee," terangnya.

Jahja menambahkan, investor pasti menggelontorkan uang bukan tanpa alasan yang tidak jelas. Setiap uang yang dikucurkan ke sebuah bisnis pasti ada hitung-hitungannya.

"Investor menggelontorkan duit bukan tanpa kalkulasi bisnis. Gerai yang banyak dan ramai membuat mereknya jadi mahal, customer-base juga luas, potensi pengembangan usaha juga besar, ini prospek yang bisa dijual," terangnya.

Lagi pula, bisnis kuliner di saat ini sudah berbeda. Menurut Jahja bisnis kuliner saat ini sudah dipandang juga sebagai investasi yang menjanjikan. Sebab kuliner saat ini mulai berubah menjadi gaya hidup.

"Bila gerai banyak dan berkembang pesat, bisa saja bukan hanya jual kopi, karena mereka bukan jual kopi semata, tapi menjual semacam gaya hidup. Bisnis semacam ini tumbuhnya pesat luar biasa, didukung pula dengan adanya ojek online yang melayani pesanan makanan dan minuman," tutupnya.


Hide Ads