Perang Dagang Makin Sengit, AS China Saling Balas Tarif

Perang Dagang Makin Sengit, AS China Saling Balas Tarif

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 25 Agu 2019 10:57 WIB
Perang Dagang Makin Sengit, AS China Saling Balas Tarif
Foto: Australia Plus ABC

Peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan masalah yang harus diwaspadai dari perang dagang ini adalah pengalihan barang impor dari China ke Indonesia.

"Maklum pasar Indonesia 260 juta penduduk yang tingkat konsumsinya cukup dominan. Barang barang dari China yang banjir karena trade war akan perlebar defisit perdagangan sekaligus CAD," jelas Bhima di Jakarta, Sabtu (24/8/2019).

Sementara menurut Direktur riset CORE Indonesia Piter Abdullah eskalasi perang dagang akan mempersulit Indonesia mendorong ekspor. Di sisi lain ada potensi Indonesia menjadi sasaran penetrasi barang-barang impor negara lain yang memanfaatkan keterbukaan perekonomian tanah air. Terhambatnya ekspor dan peningkatan impor mengakibatkan neraca perdagangan akan terus berpotensi defisit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekonom CSIS Fajar Hirawan menilai kondisi global dikhawatirkan menuju ke arah resesi ekonomi. Khususnya terjadi karena adanya beberapa peristiwa ekonomi global seperti perang dagang, kemudian kebijakan ekonomi yang populis di beberapa negara seperti AS.

Dia mengungkapkan, Indonesia juga harus mewaspadai kondisi tersebut. Apalagi jika negara yang mengalami resesi adalah mitra ekonomi strategis Indonesia, seperti AS dan China.

"Meskipun kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih terbilang cukup aman, namun salah langkah sedikit saja dalam merespons gejala resesi ekonomi ini dengan mengambil kebijakan yang populis, seperti pemotongan atau diskon pajak atau insentif fiskal lainnya, maka akan berbahaya dampaknya bagi perekonomian Indonesia," kata Fajar di Jakarta, Sabtu (24/8/2019).

Hide Ads