Peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan masalah yang harus diwaspadai dari perang dagang ini adalah pengalihan barang impor dari China ke Indonesia.
"Maklum pasar Indonesia 260 juta penduduk yang tingkat konsumsinya cukup dominan. Barang barang dari China yang banjir karena trade war akan perlebar defisit perdagangan sekaligus CAD," jelas Bhima di Jakarta, Sabtu (24/8/2019).
Sementara menurut Direktur riset CORE Indonesia Piter Abdullah eskalasi perang dagang akan mempersulit Indonesia mendorong ekspor. Di sisi lain ada potensi Indonesia menjadi sasaran penetrasi barang-barang impor negara lain yang memanfaatkan keterbukaan perekonomian tanah air. Terhambatnya ekspor dan peningkatan impor mengakibatkan neraca perdagangan akan terus berpotensi defisit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan, Indonesia juga harus mewaspadai kondisi tersebut. Apalagi jika negara yang mengalami resesi adalah mitra ekonomi strategis Indonesia, seperti AS dan China.
"Meskipun kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih terbilang cukup aman, namun salah langkah sedikit saja dalam merespons gejala resesi ekonomi ini dengan mengambil kebijakan yang populis, seperti pemotongan atau diskon pajak atau insentif fiskal lainnya, maka akan berbahaya dampaknya bagi perekonomian Indonesia," kata Fajar di Jakarta, Sabtu (24/8/2019).