Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk Panji Irawan mengungkapkan, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan tahun ini 3,2% atau lebih rendah dibandingkan perekonomian tahun lalu 3,6%. Kemudian prospek ekonomi global yang masih dibayangi ketidakpastian perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Panji menjelaskan perang dagang ini berdampak negatif terhadap ekonomi global karena menurunkan volume perdagangan dunia, sehingga bisa menekan pertumbuhan ekonomi global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Panji menjelaskan yang sama juga terjadi pada harga batubara, menurutnya, komoditas ini terus menurun pada harga US$ 65 per ton. Padahal harga rata-rata pada 2017 di atas US$ 100 per ton dan tahun lalu sebesar US$ 88,3 per ton.
"Namun stabilitas ekonomi nasional masih terjaga, dengan pertumbuhan yang relatif masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara emerging market lainnya. Pada kuartal dua tahun ini, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,05% sementara pertumbuhan ekonomi kuartal satu tahun ini sebesar 5,07%," kata Panji dalam acara Media Gathering Macro Economic Outlook 2019 di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (9/9/2019).
Dia mengungkapkan, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal 1 dan 2 memang di bawah ekspektasi banyak pihak. Tapi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara emerging market lainnya.
"Turki pada kuartal 2 tahun 2019 mengalami pertumbuhan ekonomi negatif atau terkontraksi sebesar 1,5% (year on year), menyusul pertumbuhan ekonomi pada kuartal 1 tahun 2019 yang juga terkontraksi 2,4%," jelasnya.
Selain itu, beberapa negara berkembang lainnya pada saat yang bersamaan juga mencatatkan pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan Indonesia, antara lain Malaysia yang tumbuh 4,9%, Thailand 3,7%, Brazil 1,01% dan Rusia 0,9%.
(kil/eds)