Merasakan Denyut Ekonomi di Ibu Kota Baru RI

Jelajah Ibu Kota Baru

Merasakan Denyut Ekonomi di Ibu Kota Baru RI

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 19 Sep 2019 07:00 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra/detikcom


Kabar soal kepindahan ibu kota ke PPU juga sudah didengar para pedagang. Ada yang setuju, ada yang tidak karena kekhawatiran tertentu. Mereka yang setuju berharap kepindahan ibu kota bisa membuat dagangan mereka kian laris. Sedangkan mereka yang tidak setuju khawatir terjadinya kemacetan di PPU hingga banyaknya pendatang.

"Kita secara pribadi nggak pengin kalau lihat risikonya ibu kota ramai. Kita mesti intens jaga anak-anak," kata penjual ayam di Pasar Penajam, Fitri, saat berbincang dengan detikcom pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kembali soal pasar, tak banyak pembeli yang memadati los pedagang kala itu. Sekitar pukul 10.00 WITA, daging ayam potong masih menumpuk di meja dagangan Fitri. Harga ayam yang berada di level Rp 28 ribu per kg tak juga membuat dagangannya diborong.

"Ayam per kg Rp 28 ribu. Waktu itu sempat anjlok Rp 23 ribu. Kalau Lebaran Rp 40 ribu," katanya.

Meski tak begitu ramai, pembeli masih datang silih berganti jelang siang. Sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) PPU juga datang ke pasar saat istirahat jam makan siang. Para pedagang pun masih menaruh asa dagangannya laku sebelum sore datang.

Merasakan Denyut Ekonomi di Ibu Kota Baru RIFoto: Ardan Adhi Chandra/detikcom

(ara/ang)

Hide Ads