Menanggapi hal tersebut, peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan Indonesia merupakan salah satu negara yang mistismenyabesar. Hal ini yang menyebabkan masih banyaknya penjual-penjual jimat atau benda klenik lainnya.
Dia menjelaskan Indonesia hampir mirip dengan Thailand yang masyarakatnya masih percaya dengan benda mistis.
"Mistisme di Indonesia besar sekali, sama seperti Thailand masih banyak masyarakat yang percaya dengan benda keramat. Jadi penjualan benda keramat atau pusaka secara online pasti banyak juga," kata Bhima saat dihubungi detikcom, Sabtu (28/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bhima, ada orang yang memang mengoleksi benda keramat bukan karena ia percaya kekuatan gaib, tapi sekadar seni keindahan. Hal ini karena budaya kita yang lekat dengan barang-barang bersejarah seperti keris.
Ada hal-hal yang tak rasional yang biasanya dilakukan oleh masyarakat pengguna ilmu gaib tersebut. Misalnya saat ada kondisi ekonomi yang melemah, terjadi penurunan omzet. Ada yang mencari alternatif lain seperti pesugihan untuk mengembangkan bisnisnya.
"Seperti ada semacam motivasi dan sugesti kalau benda keramat itu memberikan solusi atas masalah bisnis, itu kurang rasional," jelasnya.
Dari penelusuran detikcom ada puluhan akun dagang barang klenik di marketplace ternama di Indonesia. Harga jual yang ditawarkan bervariasi mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah.
Barang juga beragam mulai dari minyak, keris, batu, tasbih, kain, kertas sampai logam. Setiap benda memiliki khasiat dan fungsi masing-masing dan tingkat keberhasilan yang berbeda.
Semakin mahal maka khasiatnya disebut semakin baik. Selain itu juga dibutuhkan amalan seperti zikir dan doa agar benda tersebut bisa berkhasiat sesuai keinginan. (kil/dna)