Jalan Terjal Pertumbuhan Ekonomi RI yang Diramal Mentok 5%

Jalan Terjal Pertumbuhan Ekonomi RI yang Diramal Mentok 5%

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 05 Nov 2019 07:47 WIB
2.

Mentok di 5%

Jalan Terjal Pertumbuhan Ekonomi RI yang Diramal Mentok 5%
Foto: Rifkianto Nugroho

"Kami memperkirakan PDB akan tumbuh lebih lambat pada 4,9% untuk kuartal III-2019. Kami merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk 2019 menjadi 5-5,1%" kata Kepala Kajian Makro LPEM UI, Febrio Kacaribu dalam paparan Indonesia Economic Outlook 2020 di LPEM FEB UI Salemba, Jakarta, Senin (4/11/2019).

Perlambatan ekonomi global yang berpengaruh pada perdagangan dan investasi ke dalam negeri menjadi sebabnya. Sementara itu, sektor manufaktur juga terus menurun, terutama di negara-negara maju termasuk China, Amerika Serikat (AS), zona Eropa, dan Jepang.

Belum lagi ditambah ketegangan perdagangan AS-China dan Brexit yang akhirnya berdampak negatif pada sektor manufaktur sehingga perlambatan menjadi tak terhindarkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada akhirnya, perdagangan dan investasi diharapkan bisa tumbuh stabil. Untuk mencapai target tadi, diharapkan investasi khususnya bisa tercapai di level 6%.

"Investasi harus tumbuh di 6%. Kalau cuma tumbuh 5% (investasi), ini gagal," kata Febrio.

Namun investasi secara jangka panjang untuk Indonesia dipercaya masih tetap menarik. Namun, penting untuk menyiapkan strategi jangka pendek untuk menangkis ketidakpastian global agar tak terdampak secara berkepanjangan.

"Yang penting Bank Indonesia sampaikan ke pasar keuangan, bahwa mereka akan melakukan apa, suku bunga mau naik berapa kali, rupiah akan ditahan sampai berapa, agar pasar memahami," kata Febrio.

Seretnya perdagangan dan investasi masih menjadi tantangan terbesar dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020. Kepala Kajian Makro LPEM UI, Febrio Kacaribu mengatakan tren perlambatan global untuk perdagangan dan pertumbuhan ekonomi akan berlanjut dengan tambahan risiko terjadinya krisis di negara maju pada tahun 2020.

"Walaupun ekspor tetap akan tumbuh negatif tahun ini, adanya tanda-tanda kenaikan harga komoditas, terutama minyak sawit, menawarkan potensi pertumbuhan yang non negatif untuk ekspor Indonesia pada tahun 2020," katanya.

Hambatan perdagangan dan investasi yang tetap tinggi di Indonesia akan menyebabkan pertumbuhan investasi tetap lemah tahun depan. Pemerintah diharapkan dapat mempercepat reformasi yang signifikan guna meningkatkan iklim investasi agar target ekonomi di 2020 tetap terjaga.

"Kami memprediksi pertumbuhan PDB sebesar 5-5,2% untuk tahun 2020 berdasarkan pada beberapa skenario. Jika tidak dimitigasi secara tepat, risiko resesi di negara-negara maju akan memperburuk pertumbuhan PDB Indonesia di tahun 2021," kata Febrio.

Lanjut ke halaman berikutnya >>>

Hide Ads