Jie Tjin Hoan girang tak kepalang saat pertama kali mendengar kabar itu pada pertengahan 1951. Kabar itu merupakan wujud impiannya sejak lama. Tjin Hoan, yang masih duduk di bangku SMA Don Bosco, Manado, melompat-lompat kegirangan.
Pada hari itu, Pemerintah Kota Manado meminta Sekolah Don Bosco mengizinkan Tjin Hoan bergabung dengan kontingen Sulawesi Utara untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional II di Lapangan Ikada, Jakarta.
Di tingkat SMA di Sulawesi Utara, Tjin Hoan memang dikenal sebagai jago lari jarak menengah. Spesialisasinya adalah lari 800 meter dan 1.500 meter. Tak ada lagi lawannya di Sulawesi Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca selengkapnya di sini: Mengenang Ciputra, dari Atlet PON Jadi Konglomerat Properti