Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menjelaskan, startup apalagi yang menyandang status unciorn ataupun decacorn di Indonesia saat ini dalam posisi merugi.
"Kenapa merugi? Karena pendapatan dan pengeluaran lebih banyak pengeluaran," katanya kepada detikcom, Jumat (29/11/2019).
Dia menjelaskan, pengeluaran perusahaan membengkak karena untuk berbagai keperluan seperti memberi diskon atau cashback.Tujuannya, untuk menarik pengguna dan mengembangkan pasar. Sejumlah pengeluaran untuk menarik pengguna inilah yang disebut bakar duit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah Lippo rugi lepas sahamnya di OVO? Belum tentu. Heru mengatakan, ada dua kemungkinan. Pertama, memang Lippo melepas sahamnya agar tak terjebak ke lubang yang lebih dalam.
Kedua, Lippo bisa saja mendapat untung karena ia telah menempatkan modalnya lebih awal. Apalagi, OVO saat ini telah menyandang status unicorn yakni memiliki valuasi atau bernilai di atas US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun (kurs Rp 14.000).
"Saya belum mendalami apa yang dilakukan Lippo. Bisa jadi benar bahwa ini strategi mereka upaya agar tidak terseret ke lubang bakar duit yang lebih dalam, atau meski lepas saham, Lippo sudah mengambil keuntungan dari saham yang dilepas dibanding ketika saat dulu investasi," katanya