Aksi bakar duit seperti yang dilakukan Lippo Group untuk OVO merupakan suatu yang tak bisa terhindarkan pada bisnis perusahaan rintisan atau startup. Bakar duit inilah yang membuat Lippo melepaskan sebagian sahamnya di dompet digital tersebut.
"Bakar uang memang keniscayaan dalam bisnis startup," kata Heru Sutadi kepada detikcom.
Dia menjelaskan, bakar duit dilakukan untuk menarik pengguna. Duit yang dibakar ditujukan untuk memberi diskon atau cashback kepada pelanggan. Lanjutnya, bakar duit bisa saja berhasil jika pelanggan terus bertambah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentu saja, bakar duit bukan hal yang tidak berisiko. Bakar duit juga tergantung dari kekuataan permodalan. Biasanya, itu akan berhenti jika ada sumber pembiayaan baru seperti pelepasan saham ke publik atau initial public offering (IPO).
Dia melanjutkan, saat bakar duit usai pun risiko masih membayangi karena pelanggan akan menyusut. Sebab, harga barang menjadi lebih mahal.
"Tanpa promo diskon dan cashback pengguna mulai berpikir ini. Harga yang dijual jadi mahal," ungkapnya.