MRT Mau Bikin TOD
Dengan sukses meraih pendapatan di non tiket, ternyata model bisnis tidak serta merta terus bergantung dengan pendapatan non tiket. Untuk itu, Gamal mengatakan MRT akan mengembangkan kawasan Transit Oriented Development (TOD).
"Tidak boleh pasif, harus terus berevolusi. Selain kita menciptakan business model Non Tiket di 2019, kita juga menginvestasikan banyak waktu utk business model baru yang akan menjadi the next big thing di 2020, yaitu TOD," sebut Gamal.
TOD adalah pembangunan berorientasi transit yang dilakukan di radius 700 meter dari stasiun. Idenya, dimulai dari keresahan MRT akan naiknya harga tanah di sekitar stasiun yang justru tidak bisa dirasakan manfaatnya oleh MRT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menguntungkan MRT dan semua pihak maka Gamal mengusulkan untuk membuat kawasan TOD. Nantinya, baik developer maupun MRT Jakarta akan sama-sama mendapatkan keuntungan.
"Maka MRT mengusulkan kepada pemerintah provinsi agar diberikan hak pengelolaan kawasan TOD di seputar stasiun MRT. Dengan adanya MRT masuk di satu daerah maka dimungkinkan adanya penambahan intensitas bangunan yang salah satunya melalui penambahan ketinggian lantai," ucap Gamal.
"Untuk mendapatkan penambahan lantai maka developer diminta untuk membagi sebagian potensi keuntungan ini dalam bentuk kompensasi untuk pembangunan infrastruktur kawasan," lanjutnya.
Terobosan ini disambut baik oleh developer kawasan TOD dan mendapat dukungan dari pemerintah provinsi. Bisnis ini disebut Gamal akan menambah pendapatan hingga triliunan rupiah.
"This business model will break all the metrics. Potensi pendapatan bisa mencapai triliunan rupiah. Bahkan ke depannya sangat dimungkinkan untuk membangun jalur melalui mekanisme ini," ucap Ghamal.
![]() |
"Jadi rahasianya agar bisa melesat adalah bisnis MRTJ harus selalu berorientasi kepada hasil dan business model harus terus berkembang", tutup Ghamal
(dna/dna)