Apa yang Bikin Penyelundupan Benih Lobster Masih Marak?

Apa yang Bikin Penyelundupan Benih Lobster Masih Marak?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 15 Des 2019 19:30 WIB
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta - Penyelundupan ekspor benih lobster makin marak. Bahkan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) mencatatkan aliran dana dari hasil penyelundupan ekspor benur lobster mencapai Rp 900 miliar.

Lantas apa penyebab penyelundupan ini terjadi?

Pengamat perikanan Suhana menyatakan bahwa penyelundupan terjadi karena mahalnya biaya hidup membesarkan lobster di Indonesia. Akhirnya, demi memudahkan usaha lobster maka benihnya diselundupkan agar keuntungan cepat masuk ke kantung para nelayan lobster.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harga di Vietnam itu misalnya sudah di atas Rp 130 ribu per ekor, kalau dibudidayakan di Indonesia terlalu mahal, karena Vietnam juga butuh maka dia beli gitu. Nelayan itu nelayan miskin semua kondisinya sangat miskin semua, dia pasti akan jual benihnya saja daripada membesarkan," ungkap Suhana kepada detikcom, Minggu (15/12/2019).


Suhana melanjutkan, pakan lobster sangat mahal. Pakan utamanya, ikan rucah membutuhkan hingga puluhan kilogram sedangkan untuk mencari sebanyak itu cukup sulit, terlebih lagi dengan ada larangan cantrang.

"Harus tahu lagi, satu kg lobster itu butuhkan 30-50 kg ikan rucah sebagai pakan. Pakan penggantinya belum ada, kalau ada pun mahal, sampai sekarang belum ada pabrik pakan lobster dalam negeri," ungkap Suhana.

Soal penyelundupan pun Suhana mengatakan sejak 2010 pun sudah terjadi. Kebanyakan modusnya lewat Singapura, dia menjelaskan memang jaringan penyelundup ini sudah mapan.

"Penyelundupan juga sebelum dilarang sudah ada sejak 2010, kebanyakan melalui Singapura. Penyelundupan ini nggak ujug-ujug, mereka sudah mapan dengan jaringannya, itu lah kejahatan ekonomi harus negara benahi," ungkap Suhana.


"Penyelundupan itu juga nggak cuma lobster, ikan lain juga banyak, cakalang itu," tutupnya.


(dna/dna)

Hide Ads