Pengamat perikanan Suhana, menyatakan bawa penyelundupan telah ada sejak 2010. Dia menjelaskan kebanyakan modus penyelundupan dilakukan melalui Singapura. Suhana menilai jaringan penyelundup memang sudah mapan.
"Penyelundupan juga sebelum dilarang sudah ada sejak 2010, kebanyakan melalui Singapura. Penyelundupan ini nggak ujug-ujug, mereka sudah mapan dengan jaringannya, itu lah kejahatan ekonomi harus negara benahi," ungkap Suhana kepada detikcom,.
Bahkan dia menjelaskan bukan cuma lobster, banyak hasil laut juga diselundupkan, salah satunya ikan cakalang. "Penyelundupan itu juga nggak cuma lobster, ikan lain juga banyak, cakalang itu," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harga di Vietnam itu misalnya sudah diatas Rp 130 ribu per ekor, kalau dibudidayakan di Indonesia terlalu mahal, karena Vietnam juga butuh maka dia beli gitu. Nelayan itu nelayan miskin semua kondisinya sangat miskin semua, dia pasti akan jual benihnya saja daripada membesarkan," ungkap Suhana.
Suhana melanjutkan, pakan lobster sangat mahal. Pakan utamanya, ikan rucah membutuhkan hingga puluhan kilogram sedangkan untuk mencari sebanyak itu cukup sulit, terlebih lagi dengan ada larangan cantrang.
"Harus tahu lagi, satu kg lobster itu butuhkan 30-50 kg ikan rucah sebagai pakan. Pakan penggantinya belum ada, kalau ada pun mahal, sampai sekarang belum ada pabrik pakan lobster dalam negeri," ungkap Suhana.
(ang/ang)