1. Pertumbuhan Ekonomi RI Stagnan
Lembaga penelitian Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 ini akan mengalami stagnansi di kisaran 5%.
Dalam catatan akhir tahun yang ditulis oleh ekonom perempuan Indef Aviliani, Eisha Maghfiruha Rachbini, dan Esther Sri Astuti, penyebab melempemnya pertumbuhan ekonomi tahun ini sebab pendapatan negara yang masih bertumpu pada konsumsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investasi di Indonesia juga tercatat bakal mengalami perlambatan yang signifikan mulai kuartal III-2019 ini.
"Sepanjang periode itu, investasi Indonesia hanya mampu tumbuh pada angka 4,21% setelah kuartal sebelumnya mampu tumbuh hingga 5.01%," sambung ya.
2. Ekonomi Rentan Serbuan 'Hot Money'
Indef mencatat bahwa stabilitas Rupiah yang belakangan terjadi sebab kerap bertumpu pada derasnya aliran dana-dana jangka pendek (hot money).
Hot money deras mengalir ke Indonesia karena tingkat bunga RI masih lebih menggiurkan bagi investor dibanding negara-negara lain.
Akan tetapi, menurut Indef derasnya aliran modal ini justru perlu diwaspadai. Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap potensi pembalikan modal ke luar negeri tetap diperlukan guna mengantisipasi dampak negatif dari hot money tersebut.
3. Penyaluran Kredit Masih Lambat
Dalam Catatan Akhir Tahun Indef, LDR sejak 2018 meningkat hingga 94,3% pada Kuartal III-2019 yang disebabkan karena pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang stagnan.
Sedangkan, pertumbuhan kredit terus meningkat signifikan selama dua tahun terakhir.
Perlambatan DPK juga terjadi karena adanya perebutan dana (crowding out effect) antara obligasi pemerintah dengan dana masyarakat.
4. Pertumbuhan Kredit 2020 Tetap Loyo
Indef memprediksi pertumbuhan kredit RI sepanjang 2020 mendatang bakal tetap loyo.
Menurut Indef, laju kredit domestik tahun depan akan tetap berada di level single digit atau tak akan sampai 10%.
5. Bank Eksisting Kebanyakan
Lembaga penelitian Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyebut jumlah bank eksisting di Indonesia terlampau banyak.
Untuk ukuran Indonesia, menurut Indef, idealnya hanya terdapat 50-70 bank eksisting. Akan tetapi, saat ini
jumlah bank eksisting di Indonesia sudah lebih dari 100 bank.
Untuk itu, mencegah hal tersebut terjadi, Indef menilai pentingnya dilakukan percepatan konsolidasi perbankan yang ada.
Simak Video "Video Menkeu Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7-5%"
[Gambas:Video 20detik]