Bahlil Blak-blakan Upah Buruh Bikin Investasi di RI Seret

Bahlil Blak-blakan Upah Buruh Bikin Investasi di RI Seret

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 28 Des 2019 12:00 WIB
Foto: Bahlil Lahadalia (Andhika Prasetia/detikcom).
Jakarta - Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa jumlah upah yang saling tarik menarik antara buruh dan pengusaha bisa menghambat investasi. Menurutnya, selama ini buruh minta upah naik tapi produktivitasnya kurang.

"Kalau dibilang apa satu faktor (penghambat investasi), saya bilang iya. Katakan gini upah mahal nggak masalah, kalau produktivitas kerja dan karyawan bisa bagus," ungkap Bahlil dalam perbincangan bersama wartawan di Hotel JW Marriot, Jakarta, Jumat (27/12/2019).

Selama ini memang menurutnya terjadi tarik menarik tanpa solusi. Bila pengusaha menaikkan upah buruh, masalah lain pun muncul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu masalahnya adalah naiknya biaya operasional dan membuat perusahaan jadi tidak kompetitif. Otomatis banyak investor yang berpikir dua kali untuk membuka usaha di Indonesia.

"Yang repot kalau minta upah mahal produktivitas rendah, selama ini kan memang tarik menarik. Sedangkan kalau tinggi terus pengusaha bilang HPP saya naik, nggak kompetitif kalau bersaing, jadi nggak mau investasi," jelas Bahlil.


Dia meminta buruh juga melakukan introspeksi diri. Kalau mau naik upah, produktivitas pun harus naik.

"Kita mengerti buruh butuh kesejahteraan, yes. Saran saya buruh juga introspeksi perusahaan juga sama agar dapat tengahnya," ungkap Bahlil.

Dia mencontohkan yang terjadi di Banten, banyak pabrik bergeser mencari tenaga kerja murah.

"Banten begitu, pabrik sepatu sampai geser. Fair itu kita akui memang masalah," kata Bahlil.

Soal upah pun menurut Bahlil sedang dibahas pula dalam kebijakan omnibus law cipta lapangan kerja.

"Itu sudah dibahas lah, masih dalam pembahasan biar selesai dulu," ungkap Bahlil.




(eds/eds)

Hide Ads