Plus-Minus Munculnya Ojol Rusia Penantang Grab-Gojek

Plus-Minus Munculnya Ojol Rusia Penantang Grab-Gojek

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 30 Des 2019 06:30 WIB
Plus-Minus Munculnya Ojol Rusia Penantang Grab-Gojek. Foto: Dok. Maxim

Ojol Baru Bisa Serap Tenaga Kerja, Tapi...

Di satu sisi, Indonesia diuntungkan dengan kemunculan ojol baru seperti Maxim lantaran bisa menyerap banyak tenaga kerja. Namun di sisi lain, kemunculannya membuat tenaga kerja di Indonesia tidak meningkat.

"Di satu sisi diuntungkan sementara karena banyak tenaga kerja terserap. Tapi kalau selamanya seperti ini ya selamanya tenaga kerja kita akan sulit untuk naik ke tahap yang lebih tinggi," ujar Heri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, adanya ojol Maxim hanya mampu menyerap tenaga kerja untuk seseorang dengan skill menengah ke bawah. Dalam jangka waktu panjang juga kesejahteraannya tidak akan meningkat, karena pendapatannya tergantung pada orderan.

"Jadi rider yang sudah ada sekarang dia 5-10 tahun akan gitu-gitu saja. Paling untuk biaya hidup setiap hari tapi kesejahteraan dia sulit untuk meningkat. Dia tergantung pasar, tergantung orderan dari aplikasi. Nah akhirnya dia 5-10 tahun nggak akan jadi manajer," ungkapnya.

Untuk itu, pemerintah diminta agar bisa menarik investor yang mampu menyerap tenaga kerja tidak hanya untuk menengah ke bawah, melainkan juga untuk menengah ke atas yang memiliki skill tinggi.

Heri mengatakan, pemenang persaingan transportasi online ditentukan oleh konsumen itu sendiri.

"Pemenangnya itu nanti pasar yang akan menentukan persaingan di lapangan," kata Heri.


Untuk memenangkan persaingan, pemain harus bisa berinovasi dan menciptakan kreatifitas agar bisa menarik hati konsumen. Siapa yang paling bisa memanjakan konsumen, dia lah pemenangnya.

"Yang jelas untuk memenangkan persaingan dibutuhkan yang namanya kemampuan inovasi yang dinamis, sehingga hal itu membuat kemudahan bagi konsumen. Kalau tidak mampu inovasi, nggak bisa ngambil hati konsumen ya lama-lama akan hilang sendiri cuma numpang lewat doang," ujarnya.

Selain itu, dibutuhkan modal yang besar untuk bisa bersaing.

"Karena kita tahu bahwa industri ini juga mereka memberikan semacam stimulus kepada konsumen agar mau menggunakan platform digitalnya dan ini yang diperlukan bagi investor modal yang besar," ungkapnya.


(ang/ang)

Hide Ads