Jakarta - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Dahlan Iskan bercerita pengalamannya naik pesawat terbaru Garuda Indonesia, Airbus A330-900 Neo. Pesawat ini ialah pesawat yang jadi sorotan publik belakangan ini karena skandal penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton.
Dahlan berbagi pengalaman lewat laman pribadinya disway.id. Pengalaman itu ia ceritakan dalam tulisan dengan judul Neo Baru.
Dikutip
detikcom, Senin (30/12/2019), Dahlan membuka tulisannya dengan menceritakan kesan penumpang lain saat antre masuk pesawat jurusan Surabaya-Denpasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Horeee... kita naik pesawat Brompton," kata penumpang seperti ditulis Dahlan.
Saat itu, Dahlan menyadari, pesawat A330-900 Neo punya sebutan alias nickname pesawat Brompton. Padahal, itu ialah pesawat terbaru Garuda.
"Itulah pesawat yang kedatangannya ke Indonesia disambut dengan heboh. Itulah pesawat yang sampai Dirut Garuda dipecat --lantaran membawa sepeda Brompton dan motor besar Harley Davidson. Secara gelap," sambungnya.
Dahlan kemudian merasa, penumpang bangga sekaligus sedih. Bangga lantaran merasakan naik pesawat baru yang bakal mengalahkan Boeing 787 dan Boeing 767. Serta, bangga karena Garuda sudah mampu membeli pesawat jenis ini di mana konsumsi bahan bakarnya hemat sampai 14%.
"Saya menyesal tidak naik kelas bisnis. Agar bisa membedakan dengan kelas bisnis pesaing Garuda --Cathay, Emirates, Qatar, dan seterusnya," kata Dahlan.
Namun, Dahlan tetap berupa untuk mampir ke kelas bisnisnya. Dahlan bilang, kelas bisnis Pesawat Brompton itu tak kalah dengan maskapai negara maju.
"Ternyata bagus sekali. Tidak kalah dengan milik perusahaan penerbangan negara maju," tulisnya.
Dahlan kemudian mencari tempat duduknya di kelas ekonomi. Ia mendapat kursi 38E sambil melihat fasilitas yang tersedia.
Ia bilang, tempat duduknya nyaman dan tidak ada cela sama sekali. Jarak antar kursi pun sangat longgar walaupun kelas ekonomi.
Setelah take off, ada pengumuman yang menarik Dahlan. Katanya, pesawat itu dilengkapi wifi gratis yang bisa dilihat di ponsel masing-masing.
Di ponsel, penumpang diberikan dua pilihan. Penumpang bisa mendaftar sebagai pelanggan atau tamu.
"Saya coba yang pelanggan. Ternyata harus isi banyak pertanyaan. Saya gagal untuk pertanyaan ke-5: apakah binatang peliharaan Anda," terang Dahlan.
Ia pun ke pilihan lain yakni sebagai tamu. Cukup mengisi alamat email internet pun langsung tersambung. Menurut Dahlan, ada beberapa pilihan yakni ada yang bayar US$ 20, US$ 16, US$ 11 atau yang gratis. Perbedaan harga itu membedakan besar kecilnya kuota.
"Sedang yang gratis itu, hanya bisa untuk kirim teks. Cukuplah," katanya.