Sepenggal Kisah Asmara di Tengah Hebohnya Skandal Garuda

Sepenggal Kisah Asmara di Tengah Hebohnya Skandal Garuda

Tim detikcom - detikFinance
Selasa, 31 Des 2019 22:15 WIB
Foto: Istimewa/Garuda Indonesia

Pengakuan Mantan Awak Kabin Garuda

Eks awak kabin Garuda Indonesia, Agung Webe, mengatakan hal yang sama. Hanya, ia tidak sependapat dengan anggapan telah terjadi prostitusi di maskapai pelat merah itu.

Sebab, prostitusi terjadi bila ada transaksi jual-beli. Sedangkan yang terjadi selama ini adalah hubungan asmara suka sama suka antara pegawai dan atasan. "Kalau kita bicara suka sama suka, itu bisa terjadi di mana saja, dan itu bukan prostitusi," kata Agung Webe saat ditemui di Summarecon Mall Bekasi dua pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agung Webe pensiun sebagai pramugara pada 2015. Setelah mengundurkan diri, Agung menjadi motivator serta penulis buku. Sudah 30 judul buku ia tulis. Dua di antaranya adalah novel tentang kehidupan pramugari yang diangkat dari kisah nyata rekan-rekannya sesama awak kabin. "Selama 20 tahun itu saya melihat sendiri pelaku-pelaku di dunia penerbangan. Nah, kemudian pada saat saya masih terbang dulu, saya mulai menulis," ucap Agung Webe.

Dari pengamatan Agung Webe, katakanlah dari seratus pramugari, dua di antaranya pasti ada yang 'menjual diri' atau berselingkuh. Dan melakukan hal itu, bagi mereka, adalah hal yang gampang. Bagi kebanyakan orang, berselingkuh itu membutuhkan uang, artinya mencari dan bayar hotel dan bagaimana caranya agar hubungan itu tak terdeteksi keluarga.

"Berbeda dengan pramugari, yang kesempatannya banyak, hotel tak bayar, terbang berhari-hari, fasilitasnya banyaklah. Tidak tertutup kemungkinan nanti ada pramugari baru yang masuk itu akan terseret arus itu, dan kejadiannya banyak itu," jelasnya.


Agung Webe juga mendapat banyak cerita dari sesama awak kabin maskapai lainnya. Di antaranya beberapa maskapai melakukan kesalahan terhadap regulasi penerbangan yang dibuat pemerintah. Guna menutupi kesalahan itu, maskapai sengaja menunjuk pramugari untuk menemani pimpinannya dalam bernegosiasi dengan pemerintah. Setelah itu, case close! Pramugari menjadi bumper, terlepas apa yang dilakukan sehingga peraturan itu menjadi clear.

"Selama 20 tahun itu saya melihat sendiri pelaku-pelaku di dunia penerbangan. Nah, kemudian pada saat saya masih terbang dulu, saya mulai menulis," ucap Agung Webe.

Nah, cerita selanjutnya tentang dunia asmara awak kabin bisa dibaca di detikX dengan judul: Hedonisme dan Asmara di Udara.

(hns/dnu)