-
Berita terpopuler detikFinance Selasa (14/1/2020) tentang investasi saham kualitas rendah oleh PT Jiwasraya (Persero). BUMN jasa asuransi yang lagi dibelit masalah keuangan dan jadi sorotan tajam publik ini menanamkan duitnya hingga Rp 6 triliun di saham emiten PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP).
Emiten pasar modal ini bergerak di bisnis ikan arwana. Selain itu, berita terpopuler lainnya adalah Kejaksaan Agung (Kejagung) memutuskan untuk menahan Benny Tjokrosaputro, Direktur Utama PT Hanson International Tbk (MYRX).
Salah satu penyebab sengkarut masalah PT Asuransi Jiwasraya adalah kesalahan mengelola investasi. Perusahaan ternyata berinvestasi pada saham-saham gorengan.
Ada hal yang paling mengherankan dari portofolio investasi Jiwasraya. BUMN ini berinvestasi pada perusahaan penjual ikan arwana yang tercatat di pasar modal.
Hal itu sempat diungkapkan oleh pengamat perpajakan Yustinus Prastowo dalam sebuah diskusi di kantor IAPI, pada Senin 13 Januari 2019.
"Jiwasraya menginvestasikan sebesar Rp 6 triliun ke satu perusahaan yang menerbitkan reksadana, perusahaan itu tercatat di Bursa Efek. Perusahaan ini asetnya cuma Rp 300 miliar, omzetnya Rp 21 miliar. Dia penangkaran ikan arwana, tapi bisa menerbitkan reksadana Rp 6 triliun dan profil investasi Jiwasraya 90% ada di saham dan reksadana yang berisiko tinggi," katanya.
Jika dilihat dari laporan hasil pemeriksaan BPK 2016 terhadap Jiwasraya, tercatat perusahaan memang berinvestasi pada PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP). Perusahaan ini adalah perusahaan penjualan ikan arwana yang sahamnya saat ini berada di paling dasar yakni Rp 50 alias saham gocap.
Baca selengkapnya di sini:
Aneh, Jiwasraya Investasi di Saham Ikan Arwana Sampai Rp 6 TKejaksaan Agung (Kejagung) memutuskan untuk menahan Benny Tjokrosaputro. Benny ditahan setelah dilakukan pemeriksaan terkait kasus Jiwasraya.
Benny saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Hanson International Tbk (MYRX). Sebelumnya Benny merupakan komisaris utama perusahaan tersebut.
Melansir laporan keuangan tahunan MYRX, Selasa (14/12/2020), Benny merupakan pria kelahiran Surakarta 1969. Dia merupakan anak dari Handoko Tjokrosapoetro.
Kakeknya adalah Kasom Handoko Tjokrosapoetro, yang merupakan pengusaha batik pendiri merek Batik Keris. Benny merupakan sarjana ekonomi dari Universitas Trisakti yang lulus tahun 1995.
Baca selengkapnya di sini: Benny Tjokro, Cucu Pendiri Batik Keris yang Ditahan Kejagung
Pemerintah selama ini menjalankan program normalisasi atau pelebaran sungai, salah satunya Ciliwung. Namun, program ini sempat mandek karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI belum juga membebaskan lahan. Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memilih naturalisasi yang intinya sama yaitu pembebasan lahan, namun juga mengedepankan pengembalian fungsi alamiah lahan di sekitar sungai.
Nah, Basuki Tjahaja Purnama yang juga eks Gubernur DKI Jakarta diminta pendapatnya tentang normalisasi dan naturalisasi ini. Apa pendapat Ahok?
"Sudah banyak yang kasih masukan kok," kata Ahok yang juga Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Selasa (14/1/2020).
Dia pun percaya Anies Baswedan bisa mengatasi banjir di ibu kota, apalagi Pemprov DKI Jakarta memiliki program naturalisasi.
"Kita harus percaya, Pak Anies itu lebih pintar ngatasinya," tegas dia.
Baca selengkapnya di sini: Soal Mengatasi Banjir Jakarta, Ahok Sebut Anies Lebih Pintar
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penyaluran subsidi Elpiji 3 kilogram (kg) lebih tepat sasaran di awal semester II-2020 atau sekitar Juli. Penyaluran subsidi Elpiji 3 kg tidak diberikan pada komoditasnya lagi per tabung melainkan ke penerima, yaitu masyarakat kurang mampu.
"Ke depan pemerintah berencana memberikan subsidi tidak pada komoditas Elpiji 3 kilogram (kg) tapi lebih pada penerima yang berhak," kata Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2020).
Saat ini, Kementerian ESDM tengah berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Koordinasi yang dilakukan termasuk cara penyaluran subsidi yang menyasar penerima manfaat.
Baca selengkapnya di sini: Perhatian! Orang Kaya Tak Bisa Lagi Beli Elpiji 3 Kg Juli 2020
Elpiji 3 kilogram (kg) bakal dijual sesuai dengan harga pasar. Artinya, harga gas Elpiji 3 kg tidak lagi dijual murah karena pemberian subsidi nantinya menyasar kepada masyarakat miskin, tak lagi ke barang.
"Harga pasar iya," ujar Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2020).
Lebih lanjut Djoko mengatakan harga jual Elpiji 3 kg mengikuti tabung non subsidi seperti 12 kg. Mengutip laman Pertamina, harga Elpiji 12 kg Rp 139.000 atau Rp 11.583 per kg. Jika demikian, maka harga Elpiji 3 kg menjadi Rp 34.749 per tabung atau lebih tinggi dari harga subsidi di bawah Rp 20.000.
"Termasuk salah satu sama lah dengan 12 kg. Nanti kita lihat," tambah Djoko.
Baca selengkapnya di sini: Elpiji 3 Kg Bakal Dijual Sesuai Harga Pasar