Ekonomi RI Stagnan 5%, Jokowi Bilang Jangan Kufur Nikmat

Ekonomi RI Stagnan 5%, Jokowi Bilang Jangan Kufur Nikmat

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 06 Feb 2020 07:18 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya memperketat impor sampah ke Indonesia. Jika ditemukan pelanggaran, Jokowi meminta adanya tindakan tegas.
Foto: Andhika Prasetia/detikcom

Mari Elka Pangestu, Direktur Pelaksana Bank Dunia ikut mengomentari pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,02%. Menurutnya, angka tersebut menunjukkan perekonomian RI masih stabil di tengah gejolak perekonomian global.

"Jadi saya rasa kita harus bersyukur dalam keadaan ketidakpastian ini. Bahwa kita bisa stabil 5%. Jadi relatif kepada negara lain, sebenarnya kita masih dalam keadaan yang baik," kata Mari Elka dalam Mandiri Investment Forum 2020, di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Lalu, ia menuturkan bahwa di kuartal-I 2020 ini perekonomian Indonesia masih mengalami tekanan, mengingat juga adanya penyebaran virus corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perlambatan tergantung dari stimulus fiskal, tergantung juga dari dampak corona virus, karena kelihatannya dampak yang sudah terasa itu kan ke pariwisata," papar Menteri Perdagangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Mari menyarankan, untuk menjaga performa pertumbuhan ekonomi Indonesia pemerintah harus menggenjot reformasi struktural.

ADVERTISEMENT

"Memang PR kita bagaimana melakukan reformasi struktural di dalam negeri apakah itu pajak, investasi, termasuk juga untuk UKM. Agar bisa menarik investor asing dan bisa menciptakan lapangan pekerjaan," jelas Mari.

Mari menambahkan reformasi struktural yang diwujudkan dalam bentuk omnibus law untuk menarik para investor itu baru akan terasa dampaknya terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan.

"Tetapi mungkin dampaknya baru mulai terasa tahun depan. Karena investasikan perlu waktu untuk bisa akhirnya jadi pertumbuhan dan pekerjaan," ucapnya.



Simak Video "Video: RI Dihantam Badai PHK, Jumlah Pengangguran Naik Jadi 7,28 Juta Orang"
[Gambas:Video 20detik]

(das/eds)

Hide Ads