Heri menjelaskan, kelangkaan barang impor dari China bakal melambungkan harga di Indonesia. Hal itu sesuai hukum supply-demand.
"Kalau kelangkaan kan otomatis harganya naik, jadi lebih mahal ya," kata Heri.
Heri menjelaskan produk yang cukup banyak diimpor Indonesia dari China adalah elektronik, telekomunikasi, dan tekstil.
"Barang konsumsi kita selama ini kalau dari China impornya komponen elektronik dan elektronik. Kemudian telekomunikasi kayak handphone gitu, gadget. Terus tekstil dan turunannya atau produk-produk tekstil. Itu tiga produk yang mungkin akan mengalami shock ya," jelasnya.
"Yang menjadi permasalahan adalah kalau pabrik itu tutup semua sehingga suplainya ke luar berhenti dan berimbas ke Indonesia. Dan yang beli barang kan bukan cuma Indonesia doang tapi mungkin Jepang, Korea pada beli dari situ sehingga adanya kelangkaan," jelas Heri.
Dia mencontohkan kejadian banjir besar yang pernah terjadi di Bangkok, Thailand. Itu membuat harga elektronik di Indonesia mengalami kenaikan. Pola yang sama bisa terjadi karena dipicu wabah virus corona. Namun berapa kenaikan harganya, menurut Heri belum bisa diperkirakan.
"Dulu saya ingat ada banjir di Bangkok, di Thailand, nah itu mengguncang harga elektronik kita. Waktu itu harganya naik beberapa persen. Nah ini mungkin ada kemiripan. Intinya kalau ada shock, ada guncangan di pusat produksinya itu akan berdampak kepada harga di sini," tambahnya.
Pemerintah harus waspadai ancaman inflasi.