Wabah corona yang terjadi di China kini sudah menyebar ke banyak negara, hanya Indonesia yang sampai saat ini belum mengumumkan bahwa virus tersebut sudah masuk atau belum.
Hal itu juga yang membuat Mantan Menteri BUMN periode 2011-2014, Dahlan Iskan mempertanyakan hal tersebut. Dirinya pun pernah menanyakan kepada 10 orang yang berbeda negara, mengapa tidak ada virus corona di Indonesia? Percayakah Anda?
Pertanyaan tersebut diberikan kepada seorang temannya yang berada di Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak mungkin tidak ada di Indonesia. Virus ini sudah menyerang seluruh negara di Asia," jawab seorang teman di Singapura seperti yang dikutip dari laman disway.id, Jakarta, Senin (17/2/2020).
Dahlan menyebut tidak satu pun dari 10 orang tersebut yang percaya kalau virus corona belum masuk Indonesia.
Dahlan menjelaskan, saat ini merupakan zaman persepsi yang mana fakta kalah dengan persepsi. Dan itulah nasib Indonesia dipersepsikan seperti itu. Terkadang, dikatakan Dahlan Indonesia dipandang lebih rendah lagi dengan menyebut peralatan di Indonesia belum memadai untuk bisa mendeteksi virus corona.
"Saya hanya tertawa mendengar jawaban yang seperti itu. Apa boleh buat. Reputasi kita memang belum tinggi. Padahal dalam banyak hal kita bisa lebih baik," ujarnya.
Dia mencontohkan seperti penyakit-penyakit tropik, dokter Indonesia dipastikan memiliki keahlian yang lebih bagus dalam menangani. Tetapi masih ada masyarakat menganggap dokter Singapura lebih baik.
Dahlan mencontohkan ada masyarakat Indonesia yang berasal dari kalangan kaya terkena penyakit demam berdarah. Pihaknya pun memutuskan membawa ke Singapura karena lebih percaya dokter asal sana. Namun yang terjadi masyarakat itu tidak terbantu dan akhirnya meninggal dunia di Singapura.
"Saya terlambat tahu itu. Saya tidak sempat menasihatinya. Akhirnya ia meninggal dunia di Singapura. Padahal dokter di Indonesia pasti lebih ahli dan berpengalaman menangani demam berdarah. Atau penyakit lain yang sebangsa itu," jelasnya.
Zaman persepsi seperti ini yang memberikan dampak pada para profesi dokter di tanah air. Dia pun melanjutkan bertanya kepada seorang teman di Baijing China, hasilnya masih sama yaitu heran dan tidak percaya lantaran virus corona tak menyerang Indonesia.
Dahlan mengatakan ada juga yang beranggapan bahwa virus corona sudah masuk Indonesia hanya saja tidak terdeteksi karena gejalanya mirip flu. Adapula yang beranggapan bahwa faktor cuaca yang membuat Indonesia tidak terjangkit corona karena suhu yang panas. Namun, Singapura yang cuacanya panas sama seperti tanah air pun sudah ada warganya yang terkena.
Dia pun membuka beberapa data penyebaran virus corona di China, terbukti kian jauh dari Wuhan kian sedikit yang terserang corona. Di Provinsi terjauh, Xinjiang, hanya 71 yang terkena, 11 orang di antaranya sudah sembuh. Hanya satu orang meninggal.
Di Provinsi Ningxia, yang muslimnya juga besar, hanya 70 yang terkena, itu pun yang 33 orang sudah sembuh. Tidak satu pun meninggal.Demikian juga di Provinsi Qinghai yang berlokasi di antara Ningxia dan Xinjiang hanya 18 orang terkena tapi yang 13 orang sudah sembuh. Tinggal lima orang yang masih dirawat. Tidak satu pun yang meninggal.
Lalu di provinsi terjauh lainnya, Tibet yang mayoritas Buddha hanya satu orang yang terkena corona. Itu pun sudah sembuh. Yang mengejutkan memang tetap saja Kota Wuhan. Tiga hari yang lalu tiba-tiba saja angka penderita barunya melonjak drastis. Dari biasanya sudah turun ke kisaran 1000, menjadi 14.800.
Oleh karena itu di penutup tulisannya Dahlan kembali mempertanyakan adakah Indonesia mirip Tibet? Yang penderitanya hanya satu, itu pun kemudian sembuh?
(hek/fdl)