Rupiah Babak Belur, Proyek Antibanjir di Ciliwung Mandek

Round-Up 5 Berita Terpopuler

Rupiah Babak Belur, Proyek Antibanjir di Ciliwung Mandek

Eduardo Simorangkir, Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 28 Feb 2020 21:00 WIB
Rupiah Babak Belur, Proyek Antibanjir di Ciliwung Mandek
Foto: Ari Saputra: Dolar AS tembus Rp 14.500
Jakarta - Berita terpopuler detikFinance Jumat (28/2/2020) tentang rupiah babak belur dihajar dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan, pada Jumat sore tadi, dolar AS tembus terus menguat hingga tembus Rp 14.500.

Selain soal rupiah keok lawan dolar AS, berita terpopuler lainnya tentang proyek antibanjir di Kali Ciliwung kini mandek, dan masih menyisakan 17 kilometer lagi untuk dinormalisasi. Proyek normalisasi itu baru bisa jalan jika Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memerintahkan pembebasan lahan di bantaran Ciliwung.

Pengin tahu informasi selengkapnya seputar rupiah kalah lawan dolar AS dan proyek antibanjir yang mandek? Baca 5 berita terpopuler detikFinance berikut ini:
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah sore ini tembus level Rp 14.500. Demikian dikutip dari data perdagangan Reuters, Jumat (28/2/2020).

Penguatan dolar AS terhadap rupiah hari ini mencapai 492 poin atau 3,5%. Pagi tadi, nilai tukar mata uang Paman Sam terhadap rupiah baru parkir di level Rp 14.108.

Hingga pukul 17.25 WIB, dolar AS tercatat bergerak di level Rp 14.040-14.530. Ini adalah posisi tertinggi dolar AS terhadap rupiah sejak awal tahun.

Sementara dibandingkan secara point to point terhadap setahun yang lalu, nilai tukar dolar AS ada di rentang Rp 13.565-14.530. Artinya posisi hari ini juga menjadi yang terlemah buat rupiah dalam setahun terakhir.

Baca selengkapnya di sini: Rupiah Babak Belur, Dolar AS Tembus Rp 14.500

Proyek normalisasi Kali Ciliwung berupa pelebaran pengerukan dasar sungai terpantau mandek, proyek ini vakum sejak tahun 2018. Padahal proyek normalisasi ini jadi salah satu andalan meminimalisir luapan air dari Ciliwung penyebab banjir di Jakarta.

Dari catatan detikcom, bantaran kali Ciliwung yang mau dinormalisasi ada 33 km panjangnya. Namun sampai kini, normalisasi mandek dan baru selesai 16 km saja.

Pantauan detikcom, Jumat (28/2/2020), normalisasi baru selesai sampai Kampung Pulo di Jatinegara. Itupun baru satu sisi kali saja yang berhasil dinormalisasi. Di seberang Kampung Pulo, ada wilayah Kebon Pala Tanah Rendah yang bantaran kalinya belum dinormalisasi.

Baca selengkapnya di sini: Andalan Antibanjir Jakarta, Proyek Normalisasi Ciliwung Mandek

Tunggakan klaim yang ditanggung PT Jiwasraya (Persero) bertambah mencapai belasan triliun rupiah. Pemerintah pun tak membantah utang klaim Jiwasraya memang besar lantaran penurunan nilai saham yang dikoleksi perusahaan asuransi pelat merah itu.

"Memang bertambah, karena kan memang sudah diidentifikasi pertumbuhan nilai sahamnya memang segitu. Karena penurunan nilai saham" kata Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo yang dimintai penjelasan di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (15/2/2020).

Sumber kami menuturkan, Jiwasraya kini menanggung utang klaim yang begitu besar. Hingga 17 Februari 2020 total utang klaim Jiwasraya mencapai Rp 16,7 triliun.

Baca selengkapnya di sini: Luar Biasa Besar! Segini Tunggakan Klaim Jiwasraya

Banjir nampaknya sudah menjadi langganan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya jika musim turun hujan. Pemerintah tentu tak tinggal diam, sejumlah proyek infrastruktur untuk penangkal banjir telah direncanakan.

Beberapa proyek penangkal banjir pun sebenarnya sudah berjalan. Hanya saja, pengerjaan proyek kini berhenti di tengah jalan tanpa pengerjaan lanjutan.

Adapun proyek pertama adalah normalisasi Sungai Ciliwung. Normalisasi dilakukan dari Jakarta Outer Ring Road (JORR) sampai Manggarai.

Direktur Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan, proyek normalisasi Ciliwung sudah vakum alias berhenti sementara sejak tahun 2018. Dari total 33,5 kilometer (km) bantaran sungai yang harus dinormalisasi, baru 16 km saja yang selesai.

"Dari dulu 33,5 km baru 16 km (yang dinormalisasi), itu saja," kata Jarot kepada detikcom, Kamis (27/2/2020).

Baca di sini selengkapnya: Proyek Antibanjir Mandek, Nggak Heran Jakarta Terendam

Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Yenny Wahid buka suara mengenai isu 'gundik' yang sempat jadi sorotan publik. Yenny mengatakan isu itu sangat merugikan karena membuat citra pramugari Garuda jelek.

"Saya nggak mau pakai istilah itu (gundik), itu melecehkan sekali pramugari. Satu-dua kasus terjadi tapi yang kena semua, kasihan ribuan awak kabin kita yang profesional, perempuan-perempuan terhormat, perempuan-perempuan yang punya martabat tapi mereka jadi korban pelecehan penumpang karena dianggap image sama," jelasnya di Kantor Garuda Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2020).

Dia mengatakan, kasus yang terjadi akan disikapi perusahaan. Namun, kembali ia meminta untuk tak menyamakan semua awak kabin Garuda.

Baca selengkapnya di sini: Yenny Wahid Buka Suara soal Isu 'Gundik' di Garuda

Hide Ads