Menurut Wira ada 3 jalur hubungan bilateral RI-China yang mempengaruhi perkembangan ekonomi Indonesia.
"Pertama dari trade and services channel yakni dari ekspor barang, ekspor pariwisata dan impor, tadi kita lihat bagaimana perdagangan kita dengan Tiongkok sangat tinggi, itu akan mempengaruhi berdampak pada perekonomian Indonesia terutama ekspor. Pariwisata juga dengan demikian, jumlah kunjungan penerima devisa juga cukup besar sehingga akan mempengaruhi sektor pariwisata," paparnya.
Jalur kedua adalah Investment Channel yang mana total investasi yang diterima RI dari China adalah yang terbesar kedua di dunia setelah Singapura.
"Investasi juga demikian tadi sebelumnya dari Investasi sekitar US$4,7 juta atau sekitar 16,8% terbanyak setelah Singapura ada Tiongkok nomor 2 investasinya. Itu menyebabkan jalur investasi juga akan berdampak," tambahnya.
Baca juga: IHSG Terjun Bebas 4% Lebih Gara-gara Corona |
Terakhir, ada Indirect Impact yang mana hubungan China dengan negara tujuan perdagangan RI lain juga membuat perekonomian negara-negara tersebut turun. Sehingga interaksi dagang RI dengan negara-negara itu pun ikut melemah.
"Dengan China yang menurun, maka PDB global tentu akan menurun, biasanya juga banyak terkait juga dengan perdagangan dengan negara-negara lain, sehingga itu juga akan mempengaruhi ekonomi melalui indirect impact," pungkasnya.
(dna/dna)