Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan kasus Corona yang cukup banyak. Namun minat calon tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk bekerja di Negeri Ginseng itu masih tinggi.
Hal itu terlihat dari jumlah pendaftar calon TKI yang dibuka untuk pemberangkatan tahun depan ke Korsel. Di lokasi verifikasi pendaftaran yang dipusatkan di Semarang, ada 17 ribu pendaftar yang dibagi 8 gelombang di kawasan Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Salah satu pendaftar, Eko Waluyo (20) asal Cilacap mengatakan dirinya sudah bertekad kerja di Korea Selatan karena keluarganya ada yang sudah sukses setelah kerja di sana. Ia pun tidak takut dengan isu virus Corona di sana.
"Ya tidak takut. Itu kan ibarat musibah, berdoa saja yang penting," kata Eko di Unnes, Selasa (3/3/2020).
"Ingin ke sana katanya gajinya besar, keluarga ada yang dari sana," imbuhnya.
Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jateng, AB Rahman mengatakan Korea Selatan menjadi negara paling diminati oleh para calon TKI. Dengan adanya isu Corona, tidak berdampak pada penurunan jumlah peminat, bahkan bertambah meski kuotanya makin sedikit.
"Jumlah pendaftarnya 24 ribu orang, yang akan diproses 3.300 orang. Saya lihat tidak menurun jumlah pendaftarnya walau ada Corona. Menarik ini, daya dorongnya ya ada harapan besar di sana untuk perbaiki nasib," kata Rahman.
Jika daerah tujuan memiliki kasus virus Corona, lanjut Rahman, para calon TKI memang tidak terpengaruh jumlahnya, namun ketika ada kasus Corona di Indonesia, Rahman mengaku khawatir jika ada pembatasan jumlah TKI.
"Kalau indikasi orang Indonesia yang kena, nah itu. Takutnya ada pembatasan," ujarnya.
Berapa kebutuhan tenaga kerja asing di Korea Selatan? Baca selengkapnya di sini
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT