Virus Corona Gerogoti Ekonomi RI, Seperti Apa Dampaknya?

Virus Corona Gerogoti Ekonomi RI, Seperti Apa Dampaknya?

Hendra Kusuma - detikFinance
Minggu, 08 Mar 2020 09:40 WIB
Aksi cegah penyebaran virus corona juga dilakukan di tempat ibadah di Jakarta. Sejumlah petugas semprotkan desinfektan di area sekitar Masjid Hablul Mutaqqin.
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama

Menurut Sandiaga, virus corona juga membuat daya beli masyarakat Indonesia menurun. Pasalnya, gegara corona banyak industri melakukan efisiensi.

Sandiaga menjelaskan rantai pasok bahan baku industri manufaktur Indonesia mulai menipis lantaran produsennya di China tidak beroperasi. Pemerintah China sendiri melarang warganya melakukan kegiatan di luar rumah hingga 8 Maret 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan begitu, produksi bahan baku yang diimpor ke banyak negara termasuk ke Indonesia pun terganggu. Belum lagi ada larangan penerbangan pesawat dari China ke Indonesia dan sebaliknya.

"Sektor pertumbuhan ekonomi Indonesia itu kan 50% lebih di konsumsi dan itu akan terdampak, saya rasa konsumsi turun karena ada disrupsi di suplai, tapi yang paling penting lagi masyarakat daya belinya terganggu," kata pria yang beken disapa Sandi ini usai acara Populi Center dan Smart FM Network di The MAJ Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (7/3/2020).

ADVERTISEMENT

Dengan minimnya bahan baku, kata Sandiaga banyak perusahaan yang melakukan efisiensi melalui pemutusan hubungan kerja (PHK). Dengan begitu, masyarakat yang terdampak pun tidak lagi memiliki sumber penghasilan. Otomatis, daya belinya pun akan menurun.

Selain sektor manufaktur, virus corona sudah menjangkit sektor pariwisata dan infrastruktur. Terbukti Indonesia memberlakukan larangan penerbangan ke China dan sebaliknya. Hal ini mengakibatkan penurunan jumlah kunjungan turis dari Negeri Tirai Bambu.

Peneliti ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan ancaman resesi ekonomi makin nyata. Bahkan diperburuk oleh mewabahnya Corona (COVID-19).

"Sebelum ada corona saja kemungkinan ada resesi, apalagi ada corona, bisa lebih cepat. Sinyalnya sudah ada," kata Bhima saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).

Bukan cuma itu, di pasar keuangan, tanda resesi sudah jelas terlihat. Menurut Bhima, tanda utamanya adalah banyak orang yang melepas saham di pasar bursa, kemudian mengalihkannya ke instrumen yang aman alias safe haven.


(hek/eds)

Hide Ads