#Indonesia_LockdownPlease Trending! Sudah Tahu Belum Dampaknya Lockdown?

#Indonesia_LockdownPlease Trending! Sudah Tahu Belum Dampaknya Lockdown?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 19 Mar 2020 12:23 WIB
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal-I 2018 tumbuh 5,2%. Pertumbuhan itu didukung dengan capaian penerimaan pajak maupun nonpajak.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Tagar #Indonesia_LockdownPlease menjadi trending siang ini, Kamis (19/3/2020) di Twitter. Usulan melakukan isolasi wilayah alias lockdown menjadi perbincangan seiring pandemi virus corona.

Belum lagi jumlah kasus positif Covid-19 melonjak 55 kasus di Indonesia, per hari Rabu (18/3/2020) sore. Sehari sebelumnya sejumlah 172 kasus menjadi 227 kasus. Langkah lockdown pun diyakini dapat menekan penyebaran atas virus corona.

Lockdown sendiri artinya negara mengunci akses masuk dan keluar masyarakatnya di dalam suatu daerah. Namun, sebetulnya ada dampak ngeri menanti Indonesia apabila lockdown dilakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyebut bahwa apabila Jakarta saja yang lockdown, Indonesia bisa krisis ekonomi.

"Indonesia bisa krisis karena lockdown di Jakarta," tegas Bhima kala dihubungi detikcom, Minggu (15/3/2020).

ADVERTISEMENT

Pasalnya, sejauh ini 70% pergerakan uang dalam perekonomian nasional berada di Jakarta. Akan sangat berisiko bila aktivitas perekonomian lumpuh karena melakukan lockdown di Jakarta.

"70% uang juga berputar di Jakarta, ada Bursa Efek, ada bank sentral. Terlalu berisiko kalau kita mengambil langkah lockdown," kata Bhima.

Belum lagi pasokan bahan baku pokok bagi masyarakat Jakarta akan terhambat, utamanya pangan. Sejauh ini, menurut Bhima, Jakarta mengandalkan pasokan pangan dari luar daerah.

"Arus barang yang masuk juga terganggu. Jakarta mengandalkan sebagian besar bahan pangan dari luar daerah," papar Bhima.

Sementara itu Jakarta juga menyumbang 20% angka inflasi nasional. Kalau barang langka di Jakarta dan berujung pada kenaikan harga secara lokal, maka angka inflasi nasional bisa saja terkerek hingga 6%.

"Sementara Jakarta menyumbang 20% total inflasi nasional, kalau barang susah masuk, terjadi kelangkaan pastinya inflasi nasional akan tembus di atas 4-6%. Yang rugi adalah masyarakat sendiri," kata Bhima.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menambahkan, jika terjadi lockdown di Jakarta akan memberikan hantaman keras bagi pekerja sektor informal. Dia menyebut banyak masyarakat kecil penjual makanan ringan akan menjadi yang pertama kehilangan pendapatan.

"Lockdown itu untuk Indonesia dampak negatifnya jauh lebih besar dari negara lain karena banyak yang di sektor informal. Pedagang bakso nggak bisa jualan bakso. Berapa ribu masyarakat kita yang jualan bakso, yang jualan ketoprak, yang jualan pecel, yang jualan siomay, yang buka warung. Mereka akan kehilangan income. Berapa lama mereka bisa bertahan," ujar Piter kepada detikcom, Selasa (17/3/2020).


Hide Ads