Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan produksi jagung pada Maret-April 2020 bisa mencapai 9,3 juta ton. Angka tersebut berasal dari produksi pada Maret yang mencapai 6 juta ton, ditambah produksi pada April yang diperkirakan mencapai 3,3 juta ton.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan produksi tersebut melebihi kebutuhan industri pakan ternak dan konsumsi masyarakat.
"Kebutuhan industri pakan ternak dan konsumsi sebulan rata-rata 1,5 juta ton, sehingga surplusnya cukup," kata Suwandi lewat telekonferensi, Selasa (7/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suwandi menjelaskan, surplus jagung sudah terjadi di beberapa wilayah dan memberikan dampak terhadap penurunan harga jagung di wilayah tersebut.
"Ini berdampak kepada harga jagung yang sudah terjadi saat ini. Di beberapa tempat memang terjadi surplus dan tadi informasi dari provinsi ada yang sudah turun," sebutnya.
Pihaknya tengah melakukan berbagai upaya untuk mendekatkan sentra produksi jagung dengan industri agar mereka bisa semakin mudah dalam membeli jagung petani.
"Kuncinya ada di distribusi dan memperlancar arus informasi, di daerah mana saja yang panen dan mana yang membutuhkan. Informasi ini yang mempertemukan kedua belah pihak sehingga semakin lancar ke depannya," kata Suwandi.
(ara/ara)