Tingginya harga beras tersebut menyebabkan Bulog harus mengeluarkan anggaran yang lebih besar ketika menyerap beras petani. Padahal, Bulog bermodalkan pinjaman bank dengan bunga komersial untuk melaksanakan tugas pemerintah yakni menyerap gabah dan beras petani tersebut.
"Kalau Bulog diminta menyerap gabah dan beras sebanyak-banyaknya dengan kredit komersial ke perbankan, ini cukup memberatkan juga. Tapi di sisi lain kita punya tugas untuk menyerap," jelas Tri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, perusahaan pelat merah tersebut akan mengajukan tambahan anggaran penyerapan beras dan gabah petani. Apalagi, di saat panen raya ini Bulog ditargetkan menyerap beras dan gabah sebanyak-banyaknya.
"Jadi kami kira perlu ada stimulus khusus untuk tambahan anggaran untuk Bulog," imbuh dia.
Ia mengungkapkan, Bulog akan mengajukan tambahan anggaran Rp 10 triliun untuk menyerap 1 juta ton beras. Menurutnya, besaran tersebut masih terbilang kecil. Pasalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi panen beras di bulan April ini akan mencapai 9,2 juta ton, dan bulan Mei mencapai 6,7 juta ton.
"Kami sudah koordinasi dengan Menteri Pertanian untuk ajukan tambahan anggaran untuk membantu penyerapan itu hampir Rp 10 triliun. Itu nggak banyak, itu kalau untuk beras hanya dapat 1 juta ton," paparnya.
Simak Video "Video PCO Minta Pengoplos Beras Segera Ditindak: Untuk Kepentingan Rakyat"
[Gambas:Video 20detik]
(ara/ara)