Selain impor gula yang masih berproses, Bulog juga tengah menghadapi keterlambatan impor daging kerbau dari India. Pasalnya, hingga saat ini negara tersebut belum membuka akses logistik karena lockdown.
"Bulog mendapatkan tugas dari pemerintah untuk kuota 100.000 ton daging kerbau. Kami sudah order 25.000-30.000 ton. Tapi lockdown di India sampai hari ini belum buka. Jadi ada kendala juga," ungkap Tri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan adanya ketidakpastian impor daging kerbau India, pemerintah memberi opsi menyerap daging ayam dari peternak rakyat untuk memenuhi pasokan protein hewani. Namun, Tri mengatakan opsi tersebut ditugaskan pada PT Berdikari (Persero).
Selain jadi kompensasi karena impor daging kerbau terhambat, opsi ini diharapkan dapat menyelamatkan peternak yang tengah dirundung anjloknya harga ayam hidup.
"Ada solusi dari Kemenko Perekonomian dan Komisi IV terkait dengan ayam, live bird yang harganya sudah di bawah Rp 10.000. Kemudian karkasnya sekitar Rp 20.000-25.000. Ini juga diminta untuk mengkompensasi keterlambatan daging, bisa dikompensasi dengan protein lain dalam bentuk ayam. Ini juga sudah ada penugasan dari Kemenko Perekonomian dengan anggaran sekitar Rp 452 miliar itu ditugaskan pada PT Berdikari, BUMN yang bergerak di bidang pengunggasan," pungkas Tri.
Simak Video "Video Pengacara Tom Lembong: Jaksa Tak Bisa Buktikan Aliran Dana di Kasus Impor Gula"
[Gambas:Video 20detik]
(ara/ara)