1. Buruh
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono menilai kebijakan pemerintah dalam menangani Corona tidak adil dan kebijakan yang dibuat dianggap ada unsur Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
"Aneh aneh nih pembuat kebijakan ekonomi pemerintah dalam membantu pelaku usaha kecil yang terkena dampak COVID-19. Kok malah yang dibantu tranportasi ojol saja sih," kata pria yang akrab disapa Poyu dalam keterangannya yang dikutip detikcom, Kamis (16/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, pemerintah terlalu 'manjakan' ojol karena pendiri ojol duduk sebagai menteri dan salah satu komisarisnya adalah kakak dari Menteri BUMN. Ia berharap pemerintah bisa adil sehingga semua sektor mendapat perhatian.
"Ini merupakan kebijakan yang sangat tidak adil dan terlihat pengambil kebijakan tidak tahu benar mana saja yang mestinya diberikan subsidi BBM untuk menjalankan usahanya disaat pandemi COVID-19. Kok cuma untuk ojol saja ya?," herannya.
Menurutnya, masih banyak sektor lain yang juga kewalahan menghadapi Corona ini, seperti UKM dan moda transportasi lainnya yang masih membutuhkan subsidi BBM bagi kelangsungan usahanya selama pandemi. Nelayan yang dianggap sulit mendapat BBM murah untuk mencari ikan, hingga buruh yang sudah banyak dipotong gajinya juga dirasa perlu dapat bantuan tersebut.
"Lalu UKM makanan-minuman yang menggunakan gas Elpiji dan BBM tidak mendapatkan cashback, kemudian angkot dan taxi kok nggak dikasih cashback? Jangan-jangan provider startup unicorn ojol sudah punya keluarga menteri yang punya hubungan sama pemerintah. Ayo adil dong jangan aji mumpung," tegasnya.
2. Sopir Angkot
Komunitas Sopir Angkutan Pelabuhan Tanjung Priok pun juga merasa tak terima dengan kebijakan tersebut sebab merasa pemerintah hanya memperhatikan pengemudi ojol saja di tengah pandemi ini.
Ketua Komunitas Sopir Angkutan Pelabuhan Tanjung Priok, Yulius Amo mengatakan saat ini bukan cuma pengemudi ojol saja yang terkena dampak dari COVID-19. Tetapi para sopir juga sangat terkena dampaknya sebab uang jalan para sopir ketika mengantar barang mengalami penurunan akibat mahalnya harga makanan dan minuman.
"Sedangkan mereka itu sistem nya jika mengantar barang dibekali uang jalan yang lebih banyak tergerus oleh biaya BBM yang digunakan," kata Yulius dalam keterangannya yang diterima detikcom, Kamis (16/4/2020).
Ia mengancam akan menyerukan seluruh sopir di pelabuhan seluruh Indonesia untuk melakukan gerakan lockdown dengan aksi gantung kunci alias menghentikan operasi jika pemerintah tidak memperhatikan nasibnya dengan memberikan cashback BBM seperti yang didapat driver ojol.
"Suara ini kami berharap didengar oleh bapak Presiden, kami juga terdampak COVID-19," katanya.
Simak Video "Video: 25 Perwakilan Ojol Audiensi di Kemenko Polkam, Ini Hasilnya"
[Gambas:Video 20detik]