General Manager Takoma Park Silver Spring Co-op pada Takoma Park di Maryland, Mike Houston memutuskan untuk menutup toko kelontongnya Maret lalu ketika dan beralih ke jasa drive thru.
"Tidak ada cara lain untuk melindungi staf saya dan masyarakat, kami rata-rata melayani 960 orang per hari di toko seluas 400 meter persegi. Semua langkah dilakukan demi menjaga penyebaran virus Corona," kata Houston.
Namun, ada sebagian besar toko ragu-ragu ditutup untuk umum. Sebaliknya, mereka menerapkan kebijakan yang lebih terbatas seperti mengukur suhu pekerja dan membatasi jumlah pelanggan di dalam toko. Perusahaan meminta keluarga konsumen untuk mengurangi membawa anggota keluarga saat berbelanja, sebaiknya berbelanja sendiri.
Los Angeles, Miami, Washington DC, New Jersey, Maryland dan New York telah memerintahkan pembeli untuk mengenakan masker saat berbelanja.
Mantan Wakil Sekretaris Tenaga Kerja AS, Seth Harris mengatakan pengambilan dan pengiriman online bagi toko kelontong membutuhkan staf yang jauh banyak dan harus membayar staf lebih banyak pula. Hal tersebut juga memicu menumpuknya pekerja yang akan memicu penyebaran virus Corona.
Membayar banyak pekerja juga akan menghabiskan lebih banyak uang untuk pedagang. Toko kelontong telah mempekerjakan lebih banyak pekerja selama pandemi untuk memenuhi permintaan dan telah menaikkan gaji karyawannya.
Beralih ke pengambilan dan pengiriman online juga dapat membebani pelanggan berpenghasilan rendah yang tidak mampu membayar biaya setiap pengiriman, tidak memiliki akses internet, dan akses menukar kupon.
Direktur Eksekutif Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja di New York, Charlane Obernauer mengatakan, bahwa beralih ke pengambilan dan pengiriman online mungkin tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah keamanan pekerja. Mereka tetap dapat terpapar virus karena masih harus bekerja dan berada di toko.
Simak Video "SRC Ungkap Tingkatkan Ekonomi UMKM"
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)