Bukan saja menerapkan kebijakan serupa, bisnis waralaba lainnya ada pula yang menerapkan kebijakan yang lebih parah daripada sekadar memotong gaji dan menunda THR.
"Ada juga yang dirumahkan dan ada juga yang di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Jadi tergantung kebijakan dari masing-masing perusahaan yang punya bisnis tersebut sampai sejauh mana kekuatan finance mereka," kata Levita.
Ia menjelaskan bahwa biasanya bisnis waralaba yang menerapkan kebijakan tersebut adalah bisnis waralaba yang berada di mal atau pusat-pusat perbelanjaan. Lantaran, bisnis waralaba yang berada di mal mau tidak mau harus ikut tutup karena rata-rata mal kini juga sudah tutup akibat sepinya pengunjung.
"Bisnis waralaba mayoritas itu adalah F&B (Food and Beverage). Seperti kita ketahui bahwa F&B itu kan banyak yang berada di mal. Kalau di mal otomatis tutup, karena mal sendiri tutup, maka otomatis pula karyawannya dirumahkan atau ada juga yang di-PHK," sambungnya.
Sedangkan, bisnis waralaba lain yang stand-alone atau gerainya berdiri sendiri tidak berada di mal atau di kompleks ruko atau deretan ruko lainnya, cenderung masih bisa bertahan karena masih bisa tetap buka dengan pelayanan take-away mereka.
"Untuk yang stand-alone artinya yang berdiri sendiri yang di luar mal itu dia masih ada sebagian yang buka. Tapi sebagian juga tutup karena kan diberlakukan tidak boleh dine-in tidak boleh makan di dalam. Kan hanya boleh take away atau delivery begitu," tambahnya.
Levita menerangkan bahwa alasan bisnis waralaba mengambil kebijakan potong gaji, tunda THR hingga PHK lantaran kebanyakan bisnis tersebut tak mampu menutupi biaya operasional mereka setiap bulannya. Sehingga sebagian bisnis waralaba terutama yang berada di segmen F&B memilih tutup saja bahkan yang berada di luar mal sekalipun.
"Banyak juga restoran-restoran (stand-alone/di luar mal) tutup karena omzet yang mereka terima tidak bisa menutup biaya operasional mereka per bulan. Jadi daripada tidak bisa meng-cover biaya operasional ya mereka tutup," tutupnya.
Simak Video "Video Microsoft PHK Besar-besaran di Saat Perusahaan Genjot Investasi AI"
[Gambas:Video 20detik]
(ang/ang)