Begitu juga dengan penghematan dari gaji pejabat negara, anggota DPR dan MPR, dan sebagainya.
"Terkait gaji dan tunjangan dari para petinggi negara, pejabat, termasuk anggota DPR, termasuk juga dana reses, itu semua bisa digunakan. Jadi tanpa Bank Indonesia mencetak uang, sebenarnya penghematan internal dari K/L itu masih bisa dioptimalkan," papar dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dengan harga minyak mentah dunia yang terus mengalami penurunan, seharusnya pemerintah menurunkan harga Elpiji, BBM, dan juga listrik non-subsidi.
"Harga minyak dunia turun, tapi kenapa begitu lama penyesuaian harga BBM, Elpiji 3 kg, kemudian tarif listrik non-subsidi? Padahal komponen utama pembentuknya, harga minyak mentah dunia sejak awal tahun sudah mengalami penurunan," teran dia.
Bhima menilai, langkah menurunkan harga Elpiji, BBM, dan listrik ini dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, alih-alih mencetak uang Rp 600 triliun tanpa ada kajian menyeluruh.
"Jadi ini yang sebenarnya langsung kena ke daya beli masyarakat yang tidak diperjuangkan? Kenapa membuat saran yang belum bisa dipertanggungjawabkan secara akademik?" tegas Bhima.
Simak Video "Video: Tampang Penipu yang Ngaku Bisa Gandakan Uang di Cilacap"
[Gambas:Video 20detik]
(ara/ara)